Presiden Jokowi memang sangat kerepotan untuk memenuhi janjinya disaat kampanye capres dahulu. Makanya jangan terlalu banyak janji kepada rakyat Indonesia. Sebelum janji itu direalisasikan, harusnya ada kajian sosial dan ekonominya secara matang dan mendalam serta disiapkan juga dukungan fasilitas infrastrukturnya agar realisasi kapal angkut hewan besar, bisa efisien dan layak secara ekonomi. Selanjutnya janji itu jika direalisasikan, harus terukur dengan kemampuan keuangan Negara.
Nama kapalnya KM Camara Nusantara1 yang dibuat secara tergesa-gesa, dari namanya saja terlihat asal bikin nama kapal, ada empat lapis lantai dek kapal. Dek 1 sampai 3 untuk kandang hewan ternak, dan dek 4 untuk para awak kapal. KM Camara Nusantara1 memang tergolong kecil. Kapal ini hanya bisa memuat 500 ekor sapi/kerbau. Jika dibandingkan dengan kapal pengangkut hewan ternak milik Australia atau beberapa negara maju yang lain, tentu tidak akan bisa sebanding, karena kapal hewan beberapa Negara maju, dapat mengangkut sampai puluhan ribu ekor sapi dengan otomatisasi canggih untuk pemberian makan dan minum untuk seluruh hewan angkut. Beberapa pernyataan dari para tokoh pendukung, mereka menyatakan bahwa kapal satu satunya di Asean dan mereka masih berpola lama dengan kebanggaan seperti ini (sangat menyedihkan). Katanya sedang dibuat beberapa kapal sejenis dalam kapasitas yang berbeda (feasible-kah).
Kebijakan yang tidak bijak dari Jokowi adalah ketika beliau menurunkan harga BBM Premium dan Solar dan malah memunculkan beban baru rakyat berupa Dana Ketahanan Energi yang akhirnya ditunda resmi untuk pencitraan Presiden Jokowi setelah banyak kalangan masyarakat mencela dan mengkritisinya. Dampak dari penurunan harga BBM itu juga tidak mampu menurunkan biaya hidup rakyat dan tidak juga menurunkan mahalnya biaya transportasi bagi mayoritas rakyat.
Kini kapal yang dibanggakan yang katanya satu satunya kapal pengangkut hewan di Asean bernama lambung KM Camara Nusantara1 sempat mengangkut 353 ekor sapi dari Nusa Tenggara Timur (NTT) setelah lima hari sampai di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta (11/12/2015) yang lalu dan mungkin juga ada lanjutan pengangkutan sejumlah hewan lainnya dari NTT. Kedatangan para hewan NTT yang pertama ini, disambut sumringah oleh Presiden Jokowi. Apa kata Jokowi dalam kata sambutannya ? “Dengan kapal khusus ternak ini, akan membuat harga sapi sampai ditingkat konsumen lebih murah, jika sebelumnya ongkos angkut ternak mencapai Rp.1,5 juta s/d Rp.1,8 juta, kini bisa ditekan hanya Rp. 320 ribu/ekor ternak sapi. Nanti semua harga daging sapi akan lebih murah” kata Jokowi.
Nyatanya beberapa hari sebelumnya sampai hari ini tanggal 26 Januari 2016 harga karkas daging sapi dikonsumen, malah sangat mahal dan termahal mencapai Rp. 130.000,-/Kg di Jakarta dan semua masyarakat mencibir serta mentertawakan semua janji Presiden Jokowi yang tidak terbukti atas semua pernyataannya dalam hal kapal khusus hewan ternak ini. Mengertikah dan pahamkah Kementerian Pertanian bahwa mafia daging sapi yang dikendalikan dari Australia masih dominan di Indonesia ?
Disamping harga daging sapi yang menjadi sangat mahal, operasionalisasi kapal hewan ternak KM Camara Nusantara1 juga tidak ekonomis dan kapal ketika akan menuju NTT berisi muatan yang kosong (pemberitaan media massa elektronika). Bisa saja kapal hewan ternak ini dimuat dengan komoditas sembako-sandang dan papan bagi masyarakat NTT sehingga harga jual sembako-sandang-papan bisa lebih murah di NTT. Bagaimana kelanjutannya tol laut sebagai mercu suarnya janji Presaiden Jokowi ? Dimana yang sesederhana ini saja tidak berdampak atas penurunan harga daging sapi. (Abah Pitung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H