Mohon tunggu...
Abah Pitung
Abah Pitung Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pengamat Politik & Sosial Ekonomi yang sangat Sadar pada tingkat bawah sadar. Sangat setuju agar Koruptor besar dihukum mati dan perilaku mereka sebenarnya sudah mengabaikan serta meniadakan Allah SWT., dalam kehidupannya ketika berbuat korupsi. KORUPTOR adalah PENJAHAT NEGARA dan BANGSA INDONESIA sampai dunia kiamat. Vonis hukuman bagi Koruptor, bukanlah nilai yang bisa impas atas kejahatan Korupsi. Email ke : abahpitungkite@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berbahaya, Eksodus Ribuan TKA China ke Indonesia

14 Juli 2015   15:31 Diperbarui: 14 Juli 2015   15:31 2297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perhatikan pidato Presiden China Xi Jinping pada forum APEC 2013, Xi Jinping mengatakan “adanya komitmen yang sangat kuat untuk membangun kerja sama regional Trans Pasifik”. Hal ini sebagai wujud rencana China melakukan investasi di Negara ASEAN sampai sebesar satu Triliun dollar pada tahun 2020. Target utama China untuk mendulang hasil investasi mereka adalah Indonesia, disamping Indonesia sebagai pangsa pasar yang sangat strategis, juga memiliki bahan SDA yang kaya. Makanya China tidak ragu melakukan investasinya di Indonesia. China akan melakukan investasi di Indonesia hingga mencapai US $ 83 Milyar sejak Presiden Jokowi menjabat pada bulan Oktober 2014. Investasi mereka akan mencakup bidang Pabrik semen, pembangkit listrik, pemurnian mineral (smelter), pembangunan jalan tol, pembangunan pelabuhan, perkebunan, pertambangan bahkan jasa. Bayangkan jika semua investasi bisa berjalan, adakah kemampuan pengawasan tenaga kerja asing yang bisa dilaksanakan oleh Kementerian Tenaga Kerja kita ? Menurut data Kementerian Tenaga Kerja, jumlah TKA dari 1 Januari 2014 hingga Mei 2015 sebanyak 41.365. Dari jumlah tersebut, TKA China menyumbang sebanyak 12.837 TKA-nya. Apalagi para investor China selalu mempersyaratkan investasi satu paket dengan pekerja asal China dan inilah yang tidak bisa ditolak oleh pihak Indonesia saat ini dibawah kepemimpinan Presiden Jokowi. Lalu dimanakah janji Presiden Jokowi dengan Nawacita dan Revolusi Mental itu ?     

Kita semua heran, mengapa Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri selalu membela TKA China ini, dengan mengkonter adanya isu eksodus besar TKA China ke Indonesia dan bahkan sudah ada sebanyak 4.800 orang TKA kasar China untuk proyek power plant di Bali dan Medan. Masuknya para TKA China, pernah terjadi konflik keras dengan para pekerja local seperti yang sudah terjadi di proyek PLTU Buton Adipala Cilacap dan PLTU Jenu Tuban Jawa Timur. Para TKA China ini kebanyakan masuk ke Indonesia tanpa memiliki dokumen perizinan dan cenderung mengabaikan kewibawaan hukum Pemerintah Indonesia. Kedatangan TKA China ini ke Indonesia memiliki misi terselubung untuk memindahkan warga China ke Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai satelitnya kedepan. Selanjutnya, di Indonesia saja kita sampai saat ini masih bergumul dengan tingkat pengangguran yang sangat tinggi dan banyak TKI kita yang bersusah payah mencari pekerjaan ke Malaysia dan Negara lainnya. Mengapa pada investasi asing China seharusnya bisa kita bebankan mereka untuk menyerap tenaga kerja domestik Indonesia yang bisa dipekerjakan di semua bidang investasi China tersebut. Kita semua di Indonesia berharap Kementrian Tenaga Kerja, Kementrian Luar Negeri, dan Imigrasi serta Kepolisian RI harus sigap dan tanggap terhadap para TKA China ini. Seharusnya pakerja Indonesia harus mendapat perioritas utama dan dari pihak investor China, yang boleh didatangkan hanyalah tenaga ahli saja ke Indonesia. Dengan kenyataan ini, kita memandang bahwa pemerintah di era kepemimpinan Jokowi ini, sangat lemah dalam lobbi investasi China, lalu pertanyaan kita ada Grand Design besar apa dibalik semua ini antara Presiden Jokowi dengan Pemerintahan China dan TKA asal China ini sangat merugikan Indonesia ? Adakah kesamaan pola ideologi Komunis ? Karena ada pemberitaan bahwa Presiden Jokowi dalam pidato kenegaraan pada 15 Agustus 2015 mendatang, akan meminta maaf kepada semua keluarga PKI (Partai Komunis Indonesia). Malah mantan Kepala Staf Kostrad Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen mengatakan : “Apabila langkah itu dilakukan, artinya pemerintah Indonesia mengakui selama ini seluruh rakyat Indonesialah yang bersalah sejak peristiwa PKI 1965”.   

Eksodus TKA asal China selalu dikaitkan dengan investasi satu paket didalam setiap lobbi pihak investor China dan pihak pelobbi Indonesia tidak berdaya. Alasan yang dipakai oleh pihak China adalah semua alat-alat pembangunan proyek memakai berbagai jenis mesin buatan China yang harus dioperasikan hanya oleh TKA China karena manualnya didalam bahasa dan aksara China. Akibatnya secara nilai ekonomi, akan berakibat kepada devisit neraca transaksi berjalan Indonesia. Semakin banyak TKA China maka semakin banyak uang Negara Indonesia yang harus membiayai upah TKA China yang seharusnya milik Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Pada bidang sosial, akan terjadi konflik antara TKI yang banyak belum mendapatkan pekerjaan dengan TKA China sehingga bisa mepertajam tingkat penilaian diskriminasi TKI oleh Pemerintah Indonesia dengan pihak China. Semua ini akan berdampak kepada memperdalam kebencian warga Indonesia kepada pihak China. Bandingkan dengan eksodus China perantauan yang telah terjadi di Singapura yang menyingkirkan penduduk Melayu Singapura. Apalagi secara terang-terangan Negara Republik Rakyat China (RRC) merencanakan akan mengirim 10 juta rakyatnya ke Indonesia sebagaimana yang dinyatakan oleh Wakil Perdana Menteri China Liu Yandong di Auditorium FISIP UI 27 Mei 2015. Malah rencana eksodus ini balut dengan politik pertukaran penduduk yang sama jumlahnya dari Indonesia. (Abah Pitung)

 Foto paling atas berasal dari Kantor Berita ANTARA.

 

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun