Mohon tunggu...
Abah Pitung
Abah Pitung Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pengamat Politik & Sosial Ekonomi yang sangat Sadar pada tingkat bawah sadar. Sangat setuju agar Koruptor besar dihukum mati dan perilaku mereka sebenarnya sudah mengabaikan serta meniadakan Allah SWT., dalam kehidupannya ketika berbuat korupsi. KORUPTOR adalah PENJAHAT NEGARA dan BANGSA INDONESIA sampai dunia kiamat. Vonis hukuman bagi Koruptor, bukanlah nilai yang bisa impas atas kejahatan Korupsi. Email ke : abahpitungkite@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Kemewahan Pernikahan Yang Sederhana?

10 Juni 2015   15:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:07 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pernikahan anak seorang Presiden dan para pejabat tinggi, pejabat tinggi daerah, tokoh besar, pengusaha besar selalu berkesan mewah bagi penilaian masyarakat Indonesia pada umumnya. Kali ini para pendukung yang jilater memberi kesan sederhana kepada pelaksanaan perhelatan pernikahan mewah dari seorang anak Presiden yang lagi menjabat saat ini. Tempatnya di kota Solo saat ini sedang ramai diperbincangkan pola perhelatan pernikahan yang katanya sederhana itu. Inilah kesederhanaan yang menipu yang sedang dipamerkan didepan publik Indonesia. Ucapan akan disajikan makanan martabak 16 rasa saja itu adalah bentuk gambaran psikologi yang mengarah kemewahan dan berbangga-bangga diri. Coba tanya rakyat kecil apakah yang dilaksanakan Presiden Jokowi kepada anaknya itu pernikahan yang sederhana atau pernikahan yang mewah ?    

Memang semua orang tahu, calon istrinya yang pernah jadi Putri Solo itu, dari keluarga yang sangat sederhana. Coba lihat apa yang telah disulap didepan rumahnya yang sederhana itu ? Adalah tampilan kemewahan diatas badan jalan umum yang dibalut dengan berbagai pernak-pernik bergaya pernikahan layaknya putri raja-raja.  Memang pernikahan diberbagai daerah perkotaan dari banyak keluarga selama ini, sedang terjebak kedalam penampilan perhelatan adat yang meniru perhelatan kebiasaan para raja-raja yang lupa diri. Semakin mewah tampilan berbagai acara dan tarian kebesaran dan pernak-perniknya akan semakin banggalah keluarga itu dan semakin bergensi-tinggilah keluarga itu, semakin bernilai beradat rajalah keluarga itu. Sehingga semua orang akan berdecak kagum wow, berapa nilai duitnya pelaksanaan acara pernikahan itu. Dalam kondisi ekonomi sulit yang serba sangat mahal ini, dia masih mampu melaksanakan acara semegah itu wow dan wow-nya inilah yang diharapkan terbersit didalam setiap memori orang yang hadir atau yang menyaksikannya. Inilah jebakan nafsu setan kebanggaan dan kehebatan kekaguman yang dibalut dengan mempertuhankan materi. Ini semua adalah permainan kotor konspirasi para event/wedding organizer pernikahan di beberapa kota. Akhirnya setiap keluarga membuat acara pernikahan mewah dengan cara apapun dipertaruhkan termasuk berhutang/menipu sekalipun ditempuh.  

 

Masih ingatkah anda sekalian tentang pernikahan seorang anak Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad yang di selenggarakan secara sangat sederhana ? Yang dilaksanakan sama dengan pelaksanaan pernikahan para keluarga buruh di Iran sana. Inilah contoh kesederhanaan seorang Presiden yang lebih mengutamakan isinya dan makna ritual pernikahannya dari pada pamer kemewahannya dan kehura-huraannya. Inilah contoh dan makna pelaksanaan nyata Revolusi Mental di Indonesia yang sudah dilaksanakan nyata di Iran sana.

 

Seandainya Jokowi mampu melaksanakan Revolusi Mental yang dikumandangkan sendiri, dan kesederhanaan itu dapat dilakukannya dalam perhelatan pernikahan anaknya, maka akan banyak keluarga yang akan mencontohnya. Didalam keterjebakan keluarga masyarakat the have (sok the have) di Indonesia dalam perhelatan biaya pernikahan yang sangat mahal dan berkesan lomba kemewahan (permainan kotor para event/wedding organizer pernikahan), disinilah momentum yang tepat yang bisa dijalankan oleh Jokowi untuk melaksanakan nyata citra kesederhanaannya  yang selaras dengan Revolusi Mental itu. Jika palaksanaan perhelatan pernikahan para keluarga Indonesia bisa dilaksanakan dengan sangat sederhana mengambil contoh Presidennya, maka akan terjadi penghematan uang didalam keluarga-keluarga Indonesia yang sangat signifikan dan anda para pembaca bisa hitung sendirilah.

 

Kalau kita melihat dirumah kediaman Jokowi di Solo, tampilan perhelatan pernikahan itu tidak ada bedanya yang signifikan dengan perhelatan pernikahan para anak pejabat kita selama ini yang bergaya hedonisme bak raja lupa diri. Memang ada melibatkan 200 orang rakyat penarik beca yang diberi seragam batik. Akan tetapi ini hanya sebuah balutan dan tameng untuk mencitrakan naik becanya para tamu dari tempat parkir mobil ke rumah bahagia perhelatan pernikahan yaitu ke sebuah gedung pernikahan milik pribadi. Katanya Jokowi tidak akan menerima sumbangan uang dan bingkisan, akan tetapi karangan bunga dan poster besar sangat berjubel dari berbagai kalangan kerabat yang sebenarnya sangat mubazir karena akhirnya akan terbuang percuma.

 

Banyak para penulis dengan segala cara dan berbagai argumentasi yang sangat licik untuk mengatakan acara pernikahan itu sederhana. Padahal acara itu adalah SANGAT MEWAH yang dikemas dengan tameng pura-pura kesederhanaan yang menipu mengelabui rakyat banyak dengan balutan tameng 200 orang tukang becak berbatik seragam. Biasalah masih saja lakukan politik pencitraan untuk selalu mengatakan Jokowi itu sangat sederhana serta bersahaja orangnya. Para penjilatpun berupaya membuat tulisan yang memikat agar pencitraan tetap bekonotasi sederhana. Ini semua adalah upaya publikasi dan sosialisasi kemunafikan didepan publik dengan tampilan pelaksanaan acara kemewahan di katakan sederhana. Inikah yang dimaksud oleh para pendukung dan Presiden Jokowi sendiri bagian wujud realisasi dari Revolusi Mental ?  Kapan Revolusi Mental itu dicontohkan secara nyata dalam kesederhanaan dan kebersahajaan oleh Presiden dan para pembantunya. (Abah Pitung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun