Iwan Fals diajak untuk mengisi acara Rapat Koordinasi Nasional Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang digelar hari Senin, 31 Maret 2015 di Hotel Bidakara Jakarta Selatan. Oleh Menteri Desa Marwan Djafar. Dalam acara tersebut, Iwan Fals seperti biasanya menyampaikan beberapa lagu hiburan dalam acara tersebut. Inilah strategi kotor dari sebuah Kementerian, mengundang bintang hiburan besar hanya untuk mengisi acara hiburan, akan tetapi Iwan Fals didaulat dadakan secara tiba-tiba dalam suatu mata acara itu yang sudah dipersiapkan oleh konspirasi sang Menteri (entah siapa yang usulkan) untuk menjadi "Duta Desa Indonesia".
Harapan Menteri Marwan Djafar, Iwan Fals bisa menyemangati masyarakat desa untuk bisa membangun potensi desa di Indonesia. Marwan Djafar akan berkeliling blusukan diberbagai desa dengan mengajak Iwan Fals.
Untuk membangun pedesaan, tidak diperlukan acara nyanyian Iwan Fals, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi beserta jajarannya para Dirjen dan pembantu lainnya, harus mampu merealisasikan perencanaan matang program pemberdayaan masyarakat desa. Rakyat desa memerlukan kecepatan peningkatan kemandirian kesejahteraan rakyat secara permanen berkesinambungan dan berjangka panjang. Akibat dilibatkannya Iwan Fals, tentu anggaran akan lebih bertambah lagi besarnya. Ajakan kepada Iwan Fals sebagai Duta Desa Indonesia hanya untuk menghamburkan uang saja dan menjadi hura-hura.
Lucu sekali, seorang Menteri ingin memanfaatkan Iwan Fals dengan cara dadakan seperti itu, sama saja Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi melecehkan sosok Iwan Fals yang tadinya hanya diajak untuk mengisi acara Rakornas, kini didaulat dadakan menjadi "Duta Desa Indonesia". Â Tidakkah lebih baik pada awal sebelum Iwan Fals diundang, ada sebuah surat resmi bersama utusan resmi Pemerintah yang dialamatkan kepada Iwan Fals untuk melamarnya menjadi "Duta Desa Indonesia". Walaupun demikian, belum tentu juga Iwan Fals mau diajak oleh Pemerintah didalam kondisi Pemerintahan Jokowi sedang mengalami kehilangan kepercayaan dari seluruh rakyat.
Iwan Fals yang saat ini sudah sangat senior, ketika melakukan acara tour musik keliling Indonesia saja beliau sudah terlalu capek dan letih, kini mau ditambah lagi keletihan lanjutan untuk acara baru mengekor sang Menteri. Menurut penulis, jika Iwan Fals mau menuruti daulat dadakan sang Menteri, maka Iwan Fals sangat gegabah mau menuruti kehendak sang Menteri, padahal sebenarnya daulat dadakan itu merupakan penghinaan kepada sosok pribadi Iwan Fals. Penulis berharap, hormatilah pribadi Iwan Fals dengan mengirim surat dan utusan resmi Pemerintah untuk melamar Iwan Fals menjadi "Duta Desa Indonesia".
Selanjutnya, Iwan Fals akan diajak Menteri keliling desa-desa untuk mendampingi sang menteri. Memangnya Iwan Fals adalah pendamping/ban serap Menteri secara formal ? Lalu kemana itu para Dirjen yang selama ini mendampingi Menteri ? Â Tidakkah Menteri sendiri dan para Dirjen bisa menyemangati masyarakat desa dan memotivasi masyarakat desa ? Artinya disini, sudah tidak ada lagi kepercayaan rakyat kepada pemerintah, sehingga diajaklah dan dimanfaatkanlah orang-orang artis selebriti seperti Iwan Fals.
Malah ada selebaran gelap dan tulisan yang menyesatkan yang seolah-olah Iwan Fals sudah masuk kedalam jajaran Pemerintahan Jokowi. Ini adalah trik serta cara-cara kotor untuk memanfaatkan artis tenar seperti Iwan Fals untuk mendongkrak kepercayaan lagi dari rakyat kepada Pemerintahan Jokowi.
Ketika ditanyakan kepada Iwan Fals, apa pendapatnya tentang ajakan dadakan sang Menteri, dijawab oleh Iwan Fals "Duta seperti apa dulu ? saya akan mempertimbangkan tawaran tersebut" Tapi dalam sebuah tulisan kualitas rombengan di buatlah judul "Masuknya Iwan Fals ke Pemerintahan Jokowi". Padahal Iwan Fals belum sama sekali menyetujui daulat dadakan tersebut dan masih pikir-pikir mempertimbangkan tawaran itu (strategi menolak secara halus), tapi informasi sudah digoreng-goreng dengan Iwan Fals masuk ke pemerintahan Jokowi. Ini adalah kebusukan budaya pemelintiran berita yang seolah-olah citra Jokowi masih baik dan orang sebesar Iwan Fals juga mendukung Jokowi. Hahahahahaaa...... inilah cara-cara busuk yang dilakukan oleh para pendukung Jokowi. Ketika susu bayi tak terbeli, BBM selalu naik turun karena Jokowi, pemerintahan dungu yang anarkhi hilangkan subsidi, mayoritas bayi di Indonesia pastilah kurang gizi. (Abah Pitung)
Jokowi Menetapkan Kapolri Saja Tidak Mampu Secara Cepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H