Mohon tunggu...
Abah Pitung
Abah Pitung Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pengamat Politik & Sosial Ekonomi yang sangat Sadar pada tingkat bawah sadar. Sangat setuju agar Koruptor besar dihukum mati dan perilaku mereka sebenarnya sudah mengabaikan serta meniadakan Allah SWT., dalam kehidupannya ketika berbuat korupsi. KORUPTOR adalah PENJAHAT NEGARA dan BANGSA INDONESIA sampai dunia kiamat. Vonis hukuman bagi Koruptor, bukanlah nilai yang bisa impas atas kejahatan Korupsi. Email ke : abahpitungkite@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Calonkan Figur Yang Benar-Baik Bukan Yang Kotor

9 November 2012   09:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:43 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sangat resah serta miris membaca beberapa artikel akhir-akhir ini yang mencalonkan beberapa figur tokoh terkenal menjadi calon Presiden RI (Capres) untuk 2014 kedepan. Saya menilai beberapa figur yang dicalonkan itu adalah tokoh yang telah kotor serta cacat dimasa lalunya.

Sampai saat ini semua yang telah dicalonkan serta diekspose untuk Capres RI mendatang tidak ada yang bisa diterima sebagian besar  rakyat di NKRI ini. Coba perhatikan, ada beberapa Capres yang sudah mulai kampanye besar-besaran padahal itu terlarang secara ketentuan, apalagi secara sopan-santun. Kalau pada masa pengenalan saja figur capres ini sudah berani melanggar ketentuan yang berlaku, bagaimana pula jika orang ini menjadi Presiden terpilih kelak ? Tidakkah dia akan menjadi sosok Presiden yang gemar melanggar UU dan  mengabaikan aspirasi rakyat ?

Ada pula yang mencalonkan artis termasuk raja dangdut, padahal dia adalah seorang yang sangat mudah diperkuda oleh seorang yang gagal jadi Gubernur DKI Jakarta serta pernyataan dia yang menista Jokowi pada saat itu tidak terbukti dan akhirnya dia malah tidak minta maaf kepada keluarga yang dia nistakan secara langsung. Belum lagi beberapa kasus wanita dimasa lalunya. Saya berharap, semua kelompok simpul massa hendaknya berhitung dan berpikir beberapa kali untuk mencalonkan capres sehingga capres yang diusulkan bisa masuk dalam katagori bisa diterima oleh para pemilih nantinya. Janganlah membuang waktu pada saat ini, dimana kita rakyat Indonesia sudah sangat terpuruk ekonominya serta kemiskinan nyata yang terjadi dalam kehidupan rakyat NKRI semakin membesar saja. Begitu juga kepada para Partai, usulkanlah figur yang bersih, berani, tidak akan menjadi antek asing apalagi jadi kacung asing, memiliki nasionalime yang tinggi, cinta kepada rakyat, pintar memimpin dan tidak  seperti yang telah terjadi kini (pihak asing banyak menguasai aktifisasi produktif penting dan strategis Indonesia).

Penulis berharap kedepan dan begitu juga dalam pemilihan Cagub, Cabub dibeberapa daerah. Janganlah terpilih lagi orang yang akan menjadi calon kuat manipulator didaerah dan jangan pula pilih Capres yang juga akan menjadi calon kuat manipulator keuangan NKRI.

Penulis sangat berharap dan sangat setuju atas usulan dari beberapa penulis di Kompasiana ini, bahwa jika Indonesia ingin maju kedepan, maka calon itu tidak akan didapat dari kader semua Partai yang eksis di Indonesia kini, akan tetapi calon pemimpin besar itu ada diluar Partai dan orang ini tidak akan mau mencalonkan dirinya, akan tetapi dia memerlukan pelamaran dari beberapa tokoh terpercaya di Indonesia untuk menjadi Presiden RI pada 2014 mendatang. (Abah Pitung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun