Kalau kita membaca berbagai artikel di Kompasiana ini, bisa kita telusuri tinjauan psikologis dari para penulis. Kemudian, sasaran antara apa dan sasaran tembak apa serta maksud apa yang sedang si penulis lakukan dalam tema dan isi tulisannya. Termasuk dalam berkomentar terhadap suatu tulisan atau mengomentari seorang teman yang berkomentar. Oleh karena itu, gaya tulisan, gaya bahasa serta cara pengungkapannya maupun cara kita mengomentari sebuah tulisan atau mengomentari sebuah komentar akan bisa mengungkap kualifikasi karakter apa dan siapa kita sebenarnya.
Kita tidak bisa mengatakan bahwa yang bisa memahami isi hati dan pikiran manusia cuma Tuhan. Tidak juga, bagaimana dengan suami dan istri kita yang mengetahui juga isi hati dan pikiran kita ? Kalau Tuhan tentulah sangat mengetahui sedalam apa yang ada dihati dan pikiran kita. Kalau begitu, seorang psikolog, tidak akan bisa mengevaluasi dan mensolusi permasalahan kita jika sang psikolog tidak mengetahui isi hati dan pikiran kita. Makanya sebuah tulisan dan komentar akan memberikan gambaran proyeksi diri kita yang sebenarnya yang bisa transparan dilihat oleh banyak orang (kliker). Pastilah anda pernah membaca sebuah tulisan yang membuat anda menangis sejadinya, atau membuat anda tertawa terbahak-bahak itu menandakan, kita bisa membaca dan merasakan suasana melalui mata bathin kita secara tidak sadar dan sadar, makna tersirat dan tersurat dalam tulisan tersebut. Bagaimana juga suasana hati sang penulis berbaur dengan pikiran sang penulis bisa kita rasakan dalam tulisan yang kita baca. Saya akan menyampaikan dalam screenshoot bagaimana bentuk berbagai komentar yang tidak boleh kita contoh dan tiru.
Mohon maaf kepada yang bersangkutan yang menulis komentar ini. Karena hanya sebagai contoh saja dan komentar itu masih bisa dibaca langsung berada dalam lapak sebuah tulisan di Kompasiana ini. Anda, jika membaca komentar tersebut akan sangat bisa mengetahui suasana berpikir dan suasana hati serta karakter sebenarnya dari sang pembuat komentar tersebut. Semoga komentar seperti ini tidak terulang kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H