Mohon tunggu...
Abah Pitung
Abah Pitung Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pengamat Politik & Sosial Ekonomi yang sangat Sadar pada tingkat bawah sadar. Sangat setuju agar Koruptor besar dihukum mati dan perilaku mereka sebenarnya sudah mengabaikan serta meniadakan Allah SWT., dalam kehidupannya ketika berbuat korupsi. KORUPTOR adalah PENJAHAT NEGARA dan BANGSA INDONESIA sampai dunia kiamat. Vonis hukuman bagi Koruptor, bukanlah nilai yang bisa impas atas kejahatan Korupsi. Email ke : abahpitungkite@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Pembenaran Tidak Benar Tentang “Petugas Partai”

24 Mei 2014   01:37 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:10 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Megawati SP sang ketua umum PDIP (Partai pemenang tipis Pileg 2014) berpidato pada tanggal 14 Mei 2014 di Lenteng Agung Jakarta, Megawati berucap :

"Saya pesan ke Pak Jokowi, sampeyan tak (saya) jadikan capres, tapi jangan lupa ingat capresnya saja, anda adalah petugas partai yang harus melaksanakan apa yang ditugaskan partai"

Ketika ucapan ini mendapatkan reaksi dan tanggapan yang negatif terhadap Megawati dan Jokowi, maka para kader PDIP belepotan menjawab pembenaran dari berbagai pertanyaan dan ulasan. Termasuk para penulis pendukung Jokowi dimedia manapun berupaya melakukan "pembenaran". Kerepotan melakukan pembenaran ini berkesan kuat sebagai "The King can do no wrong".

Lucu juga membaca dan mendengar berbagai pembenaran itu. Tidak ada satupun dari para pembenar yang bisa memberikan penjelasan secara masuk akal walaupun dengan berbagai aneka jungkir balik argumentasi malah ada yang dibumbui dengan aneka istilah asing supaya kelihatan ilmiah. Saya memperhatikan dari beberapa penulis sepecialis pembenaran, tidak ada yang dapat memberikan penjelasan yang akurat serta tepat malah semuanya ngawur dalam upaya pembenarannya tentang "Petugas Partai". Memperhatikan berbagai gaya penulis pembenaran, ternyata pendidikan tinggi yang mereka ikuti dan lakukan, adalah untuk digunakan bagi memanipulasi dan mempertahankan kesalahan ucap dan kesalahan tulis menjadi pembenaran.

Memperhatikan kalimat ucapan Megawati diatas, ada kesan kuat bahwa Megawati ingin menunjukkan bahwa dirinya adalah orang satu-satunya yang memiliki dan menguasai sosok Jokowi. Perhatikan kalimat : "sampeyan tak (saya) jadikan capres, tapi jangan lupa ingat capresnya saja". Kemudian Megawati sangat ingin mencuatkan pola pikirnya dalam suasana kesan kesombongan bahwa dirinya sebagai penentu kuat adanya Jokowi, sebagai penentu keberadaan dan kehadiran Jokowi menjadi capres. Perhatikan kalimat : "anda adalah petugas partai yang harus melaksanakan apa yang ditugaskan partai". Nilai-nilai kesombongan diri serta mengecilkan posisi Jokowi serta Jokowi diposisikan sebagai sosok yang dicalonkan sebagai Presiden Indonesia dan untuk bangsa besar Indonesia, akan tetapi dalam kepartaian, Jokowi disebut sebagai "Petugas Partai". Secara maknawi nilai diri sosok Jokowi menjadi sangat jomplang dengan sebutan petugas jika dibandingkan dengan jabatan sebagai Presiden Indonesia. Tentu bagi semua rakyat Indonesia akan mengatakan hai Megawati, kami tidak butuh seorang petugas partai, yang kami perlukan adalah tokoh, pemimpin dan bapak bangsa yang bisa menjadi Presiden Indonesia kini dan kedepan.

Petugas Partai artinya adalah orang yang melaksanakan tugas partai dari pemberi tugas dalam menjalankan semua ketentuan dari partai dan kepartaian. Petugas Partai harus melakukan pelaporan semua aktifitasnya dan bertanggung jawab hanya semata kepada pemberi tugas.

Sebaiknya Megawati SP bisa menghargai Jokowi dengan menyebutkan Jokowi sebagai "Kader Partai Terbaik" makanya kami calonkan sebagai Presiden.

Kita saksikan bersama kedepan sebelum Pilpres 2014 adanya acara debat pasangan Capres dan Cawapres, disinilah seluruh rakyat Indonesia bisa menilai siapa yang paling pantas menjadi Presiden Indonesia 2014-2019. (Abah Pitung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun