Menarik untuk menyimak tulisan Bung Widodo Judarwanto di Kompasiana, ternyata Jokowi-Jk sangat serius untuk mendapatkan pelatihan debat atau simulasi debat pertama yang telah diselenggarakan tanggal 9 Juni 2014 malam lalu. Melihat foto yang ada, ternyata para timses sangat serius untuk menutupi berbagai kelemahan yang ada pada pasangan Jokowi-Jk, terutama pada sosok calon presiden Joko Widodo. Bagaimana tidak menggalaukan para timses, jika pada tampilan di KPU sebanyak dua kali, Jokowi sangat terlihat ketidak mampuannya dalam berkomunikasi sebagai negarawan dan yang terlihat hanya sebagai kemampuan sosok manajer atau petugas partai.
Yang disorot dalam tulisan Widodo Judarwanto, adalah pengakuan Jokowi yang tidak konsisten, Jokowi tidak jujur, Jokowi berbohong ketika ditanya para wartawan, apakah Jokowi melakukan latihan sebelumnya, lalu jawab Jokowi : "tidak perlu melakukan persiapan serius, tidak perlu melakukan latihan untuk berdebat atau dialog karena sudah sering melakukan seperti itu". Kemudian ada lagi pertanyaan wartawan apakah Pak Jokowi groggy menghadapi debat nanti ? Lalu jawaban Jokowi : "Yaaa.... Ndak... yaaaa nggak", padahal sangat terlihat Jokowi sangat groggy ketika hadir pada acara debat tersebut dengan pembuktian adanya amplop putih contekan yang tersembul pada jas hitamnya Jokowi. Hebatnya Jokowi dalam menyembunyikan kelemahan pada dirinya sebagai calon presiden adalah : "Jokowi menegaskan bahwa dirinya tidak perlu banyak bicara dan ngomong mutar-mutar" dengan mengatakan : "Latihan apa ? Ngomong saja pakai latihan, kalau bayi latihan ngomong. Saya tidak suka basa-basi, banyak ngomong, saya sukanya kerja, kalau suruh ngomong muter-muter saya tidak bisa". Ini adalah suatu bukti dari pengakuan Jokowi sendiri selalu berpikiran negatif menyindir pihak lain yang mampu berpidato dengan "ngomong muter-muter", bahwa dirinya tidak mampu banyak berbicara atau berpidato akan tetapi mengutamakan kerja. Sadarkah Jokowi bahwa dirinya sekarang sedang digadang-gadang kelompok tertentu untuk dicalonkan sebagai seorang Presiden ? Tentu seorang Presiden dituntut untuk banyak berpidato, berbicara, berdiskusi, banyak bicara untuk memotivasi anak bangsa yang sedang terpuruk, menggelorakan semangat kembali dari kondisi anak bangsa yang telah dihinakan cukup lama dari bangsa lain. Kerjanya seorang Presiden adalah berbicara untuk memotivasi anak bangsa.
[caption id="attachment_328936" align="aligncenter" width="533" caption="Momentum ketika menutupi ketidak mampuan itu "][/caption]
Selanjutnya, sebagaimana tertulis dalam (merdeka.com), keadaannya sama seperti tulisan diatas yaitu adanya hubungan dekat Jokowi dengan Michael Bimo Putranto yang terkait dengan pengadaan bus TransJakarta, sampai kini Jokowi masih mengatakan tidak mengenal sosok Michael Bimo Putranto dengan mengatakan : "Saya TIDAK KENAL Michael Bimo Putranto. Banyak orang ngaku2 kenal saya". Padahal, Bimo Putranto sendiri mengatakan bahwa Jokowi merupakan rekannya sewaktu di Jawa Tengah bahkan Jokowi dan Michael Bimo Putranto sama-sama menjabat sebagai Wakil Ketua dalam kepengurusan DPD PDIP Jawa Tengah periode 2005-2010. Selanjutnya Michael Bimo Putranto mengatakan bahwa dirinya sebagai Ketua Timses Jokowi dan sebagai rekanan utama berbagai proyek Pemda di Solo. Begitu juga pengakuan Puan Maharani dan Tjahyo Kumolo juga seperti Jokowi menyatakan tidak mengenal sosok bernama Michael Bimo Putranto. Ada apa dengan mereka semua para petinggi PDIP khususnya Jokowi sang calon presiden yang tidak mengakui Michael Bimo Putranto ???. Mengertikah Jokowi dengan jargonnya "Revolusi Mental ?" Revolusi mental yang bagaimana yang dimaksudkan, kalau budaya kemunafikan yang selalu mengemuka dan nyata.
Kemudian, dalam hal konspirasi mobil Esemka. Para media yang saat itu tidak menyadari, meliput secara gencar pemberitaan ESEMKA dan Jokowi-pun dengan didampingi supir, mengenderai mobil tersebut dari Solo ke Jakarta untuk dilakukan test mesin dan kaki-kaki, bodi mobil untuk mendapatkan kelayakan layak jalannya kendaraan tersebut. Ternyata dalam test drive mendapatkan masalah dalam mesin tentang hasil emisinya. Pada saat itu, hampir seluruh masyarakat mengaguminya dan malah banyak yang memesan mobil tersebut. Kita juga curiga mengapa sangat banyak yang memesan malah sampai ribuan mobil, tidakkah ini sebagai rekayasa dan konspirasi terencana dari suatu kelompok untuk mengangkat popularitas Jokowi saat itu sebagai Walikota Solo. Kita semua juga berdecak heran, kenapa bisa begitu cepat pelajar SMK bisa membuat mobil atas gagasan dan motivasi pribadi Jokowi katanya. Belakangan mulai terdengar adanya seorang pebengkel bernama Sukiyat dibelakang kehadiran dan perakitan  ESEMKA yang direkayasa itu. Ternyata, mobil itu seutuhnya buatan China dan hanya bagian depan mobilnya saja dirombak yaitu lampu depan dan grill depan dan bumper serta tutup klep mesin dibuat branding Esemka oleh pebengkel Sukiyat.
Belakangan Sukiyat-pun membuka kebohongan ESEMKA dan yang dikatakan Sukiyat : "Saya akui bahwa ESEMKA bukan murni buatan pelajar SMK dan bengkel saya, melainkan dari Negara China". Atas pernyataan Sukiyat itu, dirinya mendapatkan berbagai ancaman untuk selalu tutup mulut dari pihak tertentu.
Inilah gambaran konspirasi sebuah kelompok tertentu di Indonesia yang memaksakan diri untuk mengorbitkan seorang sosok menjadi calon presiden yang sebenarnya sosok itu tidak mampu menjadi seorang negarawan tangguh kedepan. Sangatlah berbahaya Negara Indonesia ini kalau dipegang kembali oleh seorang boneka atau kacung asing. Bukti adanya kekuatan asing mempengaruhi Jokowi-Jk adalah "Hanya beberapa jam Prabowo Subianto berpidato kampanye dialogis yang digelar di Gedung Serba Guna (GSG) Jalan Pancing Medan, Rabu (11 Juni 2014). Maka mencuatlah publikasi pernyataan berlevel Internasional berupa : "Adanya ancaman kekuatan asing berdasarkan hasil penelitian Deutche Bank jika dalam pilpres 9 Juli 2014 pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa memenangkan pemilu, maka 56% dari investor yang disurvei mengaku akan menjual aset Indonesia. Sementara itu ada 13% yang akan membeli aset di Indonesia. Sementara itu, jika pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla menang, maka sebanyak 74% investor yang disurvei akan membeli aset Indonesia. Sedangkan 6% yang lain akan menjual asetnya. Inilah ancaman asing yang sangat memihak Jokowi-JK. JAWABAN KITA BANGSA INDONESIA ADALAH LAWAN GERTAKAN DARI KEKUATAN ASING !!! Kita sekarang ini tidak butuh kekuatan asing yang selama ini memeras SDA Indonesia, mengkacungi, membonekai para presiden Indonesia, kecuali Soekarno-Hatta, serta menyengsarakan seluruh rakyat Indonesia". Semoga kita rakyat Indonesia tidak memilih Presiden munafik. Ciri-ciri sosok yang munafik adalah : 1. Kalau berbicara suka berbohong, 2. Kalau berjanji selalu mengingkari 3. Kalau diberi amanat berkhianat. Apakah anda sekalian akan memilih pemimpin yang munafik ? Untuk itu kami rekomendasikan agar tidak menyesal pada pemilihan presiden 9 Juli 2014, bagi seluruh pemilih, pilihlah Prabowo-Hatta No.1. (Abah Pitung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H