Kita selalu menyaksikan Jokowi sang petugas partai yang di calonkan PDIP sebagai Presiden Indonesia, kalau dia bersalaman lalu cipika-cipiki, yang disundulkan oleh Jokowi untuk menempel pada pipi mitra salamannya adalah jidat bagian kiri atau jidat bagian kanan. Pemandangan cipika-cipiki seperti ini sangat langka dan baru kali ini kita saksikan ada orang yang ingin menunjukkan rasa simpati dan rasa sayangnya yang hangat dengan cara demikian. Biasa kita saksikan kalau dua orang anak dan bapak-ibu, sahabat, mitra, rekan ber-cipika-cipiki selalu beradu pipi kiri dan pipi kanan lalu berpelukan hangat tepok bahu.
[caption id="attachment_329087" align="aligncenter" width="600" caption="Buruk rupa cipika-cipiki Jokowi bisa memalukan bangsa Indonesia. Perhatikan gestur Jokowi yang menahan tawa menunjukkan kepalsuan dalam keakraban."][/caption]
Fenomena cipika-cipiki Jokowi yang tega mempertemukan jidad kiri-kanannya dengan pipi kiri-kanan mitra salamannya adalah sebagai suatu perilaku yang berbeda dengan umumnya kita dan ini tidak lazim serta menjurus kepada ketidak hormatan kepada lawan salaman kita. Secara psikologis, jika kita bertemu dengan teman lama yang jarang bertemu, pastilah kita tidak akan mampu ketika bercipika-cipiki menyodorkan jidat kanan-kiri kita yang keras kepada pipi teman yang lembut itu. Rasanya tidak tega dan serasa kita juga tidak menghormati orang tersebut. Selanjutnya pastilah lawan salaman kita juga merasakan ketidak hangatan kita ketika membenturkan secara lembut jidat kanan-kiri yang keras itu kepada pipinya yang lembut. Pastilah dalam kondisi itu ada terjemahan dan interpretasi arti dalam bercipika-cipiki tadi bagi lawan salaman kita.
Memperhatikan budaya cipika-cipiki para pemimpin dunia, kita belum menemukan seperti gayanya Jokowi yang selalu menempelkan jidad kanan-kirinya saja kepada pipi lawan salaman. Gaya cipika-cipikinya Jokowi akan menjadi bahan tertawaan dunia jika nantinya Jokowi terpilih dan masih memakai dan mempertahankan gaya itu disamping banyaknya kekurangan lainnya pada pribadi Jokowi.
Tinjauan psikologis gaya cipika-cipiki Jokowi yang selalu memakai jidat kanan-kiri adalah :
- Menunjukkan pribadi yang angkuh dan sombong dan ini merupakan kompensasi atas kekurangan yang mungkin ada yang dirasakan pada dirinya selama ini,
- Menujukkan dirinyalah, pribadinyalah yang lebih tinggi dari lawan salamannya,
- Memberi kesan kepada lawan salamannya ketidak ikhlasan dan ketidak hangatan adanya rasa persahabatan dan rasa kasih sayang dengan sesama manusia,
- Memberi kesan kepada penyaksi cipika-cipiki, bahwa Jokowi adalah sosok yang tidak bersahabat secara tulus dan ikhlas,
- Memberi kesan kepada penyaksi cipika-cipiki Jokowi sebagai sosok yang senang melecehkan orang lain dan sikap yang palsu penuh dengan kepura-puraan dan kepalsuan yang kental.
Paling pantas Jokowi mencium tangan lawan salamannya seperti yang dia selalu lakukan kepada Megawati SP ketika bersalaman.
Inilah sedikit catatan selama ini, yang kita saksikan bersama terhadap sosok yang dicalonkan sebagai Presiden RI bernama Jokowidodo yang memberikan kesan kepada kita semua rakyat Indonesia atas ketidak pantasan Jokowi untuk menjabat jabatan agung tersebut. Pilihan anda semua akan menyenangkan seluruh rakyat DKI Jakarta jika anda semua memilih No.1 Prabowo-Hatta agar Jokowi kembali menjadi Gubernur DKI Jakarta untuk melanjutkan janjinya 5 tahun yang belum dipenuhi. (Abah Pitung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H