Mohon tunggu...
Abah Pitung
Abah Pitung Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pengamat Politik & Sosial Ekonomi yang sangat Sadar pada tingkat bawah sadar. Sangat setuju agar Koruptor besar dihukum mati dan perilaku mereka sebenarnya sudah mengabaikan serta meniadakan Allah SWT., dalam kehidupannya ketika berbuat korupsi. KORUPTOR adalah PENJAHAT NEGARA dan BANGSA INDONESIA sampai dunia kiamat. Vonis hukuman bagi Koruptor, bukanlah nilai yang bisa impas atas kejahatan Korupsi. Email ke : abahpitungkite@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jiwa Besar Prabowo, Menerima Permintaan Kunjungan Jokowi

18 Oktober 2014   19:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:33 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebesaran jiwa menerima perubahan kekerdilan pikiran dan kekerdilan jiwa. Kebesaran jiwa dan kedewasaan, meluluhkan jiwa keangkuhan dan jiwa kekanakan. Kesediaan Prabowo dirumah masa kecilnya, menerima permintaan kunjungan Jokowi kepada Prabowo Subianto.  Sekaligus pertemuan yang hangat dan akrab ini, menjungkalkan, merobohkan pikiran kotor dan kebencian yang dibangun para pendukung Jokowi-Jk selama ini dan ternyata anggapan buruk serta anggapan adanya kekerasan hati Prabowo, tidak terbukti dan pertemuan Prabowo-Jokowi meluluh-lantakkan semua opini negatif yang dilansir dalam berbagai opini tulisan dangkal wawasan tentang Prabowo selama ini. Malah masih ada dari para oknum pendukung Jokowi yang mencurigai bahwa Prabowo tidak sungguh sungguh. Justru semua masyarakat mempertanyakan apakah Jokowi memang sungguh-sungguh atau hanya sebagai politik pencitraan saja untuk bisa dikatakan sebagai pemimpin yang bisa mengayomi semuanya.

KMP sudah menduga adanya kekuatan pluralisme dimana berbagai ideologi Kapitalisme, Sosialisme, Atheisme, Liberalisme, Zionisme, Neo-Komunisme, Neo-Gospelisme akan bermuara dibelakang KIH bersama Jokowi-Jk.

Kita perhatikan selama ini, dari banyak para pendukung Jokowi malah mengatakan bahwa Koalisi Merah Putih (KMP) tidak pantas disandang oleh pihak pendukung Prabowo dan malah dipaksakan diganti dengan sebutan "Koalisi Pendukung Prabowo" dan sangat nyata dipakai oleh media TV seperti MetroTV didalam setiap pemberitaannya. Inilah gambaran kekerdilan berpikir dari para pendukung Jokowi di PDIP selama ini, termasuk kelompok MetroTV partai Nasdem.

Pada wawancara di TV-One, Prabowo mengatakan bahwa berpolitik itu bagi saya adalah sebagai proses upaya maksimal untuk bisa berbakti dan mewujudkan kemajuan, kesejahteraan rakyat dan bangsa serta Negara Indonesia. KMP dan Prabowo akan mendukung semua yang kaitannya dan tujuannya dengan pembangunan kesejahteraan rakyat dan kami tidak akan menjegal serta selama ini, kami tidak pernah merencanakan untuk menjegal pemerintah selama pemerintah selalu mengutamakan kepentingan serta kemanjuan rakyat, bagsa dan Negara Indonesia. KMP diwujudkan adalah untuk menjaga keseimbangan pengawasan agar sesuatu yang melenceng dalam kebijaksanaan pemerintah bisa dikritisi agar kembali berjalan pada jalurnya.

Lucunya para penulis kacung asing, masih saja mengatakan bahwa daulat simpati para pendukung yang diberikan kepada Prabowo merupakan hal yang disesali karena terbentuknya KMP, padahal justru Jokowilah yang mengalami penurunan simpati karena Kabinet yang akan diumumkan Jokowi terdiri dari orang-orang yang sangat transaksional melanggar janji Jokowi dahulu (tidak akan transaksional dalam pembentukan Kabinet), begitu juga ketika Jokowi menyambut bergabungnya PPP, akan memberikan kedudukan jabatan menteri kepada kader PPP.

Terjawab sudah bahwa semua yang dikatakan oleh Jokowi dan para pendukungnya di KIH termasuk semua fitnah yang pernah ditujukan kepada Prabowo adalah tidak terbukti dan dinyatakan secara lisan dan langsung oleh Prabowo sendiri kepada seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini bisa di baca dan dimaknai lebih dalam lagi, setelah adanya kunjungan Jokowi untuk meminta bertemu kepada Prabowo hari Jumat, 17 Oktober 2014, kisaran jam 09.30 pagi.

.Permintaan untuk bertemu dengan Prabowo yang diinginkan oleh Jokowi adalah laku lumrah dan wajar saja, karena seorang yang bakal memimpin mau-tidak mau harus menjalankan politik merangkul semua pihak. Malah permintaan pertemuan ini, dijadikan oleh para penulis kacung asing sebagai inisiatif yang sangat brilian dan bersejarah bahwa langkah politik ini merupakan juga sebagai kecerdasan serta kemampuan politik Jokowi. Tidakkah disadari oleh para pendukungnya bahwa peran serta kapitalis asing barat dan kapitalis komunis China dibantu dengan Kapitalis Aseng didalam negeri ada dibelakang kemenangan Jokowi ? Malah Jkw-Jk akan dijadikan sebagai boneka dan kuda tunggangan mereka selama lima tahun kedepan.

Pembacaan geo politik Nasional yang tajam dilakukan KMP terhadap perubahan politik Nasional yang terjadi, mengakibatkan terkristalisasinya berbagai partai politik dalam KMP karena sudah menduga, adanya kekuatan pluralisme dimana berbagai ideologi Kapitalisme, Sosialisme, Atheisme, Liberalisme, Zionisme, Neo-Komunisme, Neo-Gospelisme akan bermuara dibelakang KIH bersama Jokowi-Jk. Kekuatan pluralisme inilah yang dimanfaatkan oleh Kapitalis Asing Barat dan China untuk bisa masuk kedalam mempengaruhi strategi politik Jokowi-Jk nantinya. Oleh karena itu KMP tetap solid kecuali PPP yang saat ini sedang bermasalah intern dan sangat terlihat para petinggi PPP diluar SDA telah melakukan politik babi-buta yang tidak disadari yaitu politik penyerahan leher kepada Kapitalis Asing demi untuk mendapatkan kedudukan Menteri dalam kabinet Jokowi-Jk yang sangat transaksional. Kehadiran KMP adalah sebagai kekuatan Politik penyeimbang dalam perputaran roda pemerintahan 2014-2019 kedepan. Kejadian ini merupakan hal yang patut dihargai dan disyukuri sehingga pemerintah selalu dalam pengawasan ketat dari rakyat.

Sangat jelas bagi kita semua dalam menyaksikan Pilpres Juli 2014 yang lalu dimana kekuatan asing sangat mendominasi strategi didalam negeri dan luar negeri untuk memenangkan dalam segala cara kuda tunggangan mereka dengan cara berbagai bentuk kampanye hitam. Para kapitalis asing beserta kelompok Pluralis bentukan asing, sangat takut akan terjadinya perubahan peta politik Indonesia keluar dari skenario mereka, dimana Prabowo Subianto bisa menang dalam Pilpres Juli 2014 untuk itu segala cara-pun ditempuh agar bisa mengalahkan dan menghancurkan karakter Prabowo sampai kini hingga 2019 mendatang. (Abah Pitung)

Petugas Partai itu akan dilantik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun