Ada Sembilan orang yang dinamakan Wantimpres (Dewan Pertimbangan Presiden) dilantik di Istana Negara oleh Presiden Jokowi (19/1/2015) dengan sukacita, seolah-olah inilah dewan yang bisa memberikan berbagai pertimbangan untuk beberapa langkah penting Jokowi. Nama-nama Wantimpres adalah dibentuk atas dasar kesepakatan Jokowi dengan Megawati SP, AM Hendropriyono, Mooryati Soedibjo, Surya Paloh dan Hasyim Muzadi.
Nama Wantimpres adalah : Sidarta Danusubrata (PDIP), Rusdi Kirana (PKB), Yusuf Kartanegara (PKPI), Subagyo Hadi Siswoyo (Hanura), Suharso Monoarfa (PPP), Jan Darmadi-Apiang (Nasdem), Abdul Malik Fadjar (Muhammadiyah), Sri Adiningsih (Ekonom), dan Hasyim Muzadi (NU). Wantimpres bisa meminta seluruh informasi dari berbagai instansi pemerintah dan diberi hak keuangan serta semua fasilitas lainnya atas biaya negara.
[caption id="attachment_366170" align="aligncenter" width="323" caption="Para pendukung Jokowi tertipu dengan pendapat pihak Asing di Majalah TIME yang mengatakan A New Hope bagi Indonesia ketika Pilpres 2014. Setelah 100 hari Jokowi berkuasa termyata hanya A New Hopeless."][/caption]
Melihat formasi Wantimpres ini, nyata sekali, pembentukannya adalah merupakan hasil transaksional diawal Pilpres yang lalu, serta bagi-bagi kedudukan didalam lingkar kepemimpinan Presiden Jokowi dan sangat bertentangan dengan janji-janji Jokowi dahulu. Hai para pendukung Jokowi, anda semua harus cepat sadar dan mengerti bahwa anda sudah tertipu dengan orang yang anda dukung dahulu, harapan anda semua tidak akan dapat diwujudkan oleh orang yang anda dukung dahulu. Para pendukung Jokowi hanya dijadikan kuda tunggangan untuk mengantar Jokowi kepada jabatan Presiden RI dan sekarang anda semua akan diabaikan tercampak buruk dan makan rumput dipadang datar serta diterlantarkan sendirian (habis manis sepah dibuang-gigit dua jari).
Menelusuri para figur Wantimpres yang dibentuk Presiden Jokowi, adalah sangat tidak kredibel karena banyak dari mereka berasal dari partai politik dan mereka akan sangat terpengaruh dengan kepentingan politik partai mereka masing-masing jika memberikan pendapat kepada Jokowi. Seperti Apiang dengan nama Indonesia Jan Darmadi walaupun dia berasal dari Nasdem, historis pribadi Jan Darmadi adalah sebagai bandar judi besar di Indonesia dan sebagai kapitalis hitam dari kekayaan Bandar judi SDSB dan Bandar judi lainnya. Wantimpres bentukan Jokowi menjadi cacat buruk rupa dengan adanya sosok Jan Darmadi ini.
Bukti tidak efektifnya Wantimpres Jokowi, adalah tidak dimanfaatkan oleh Jokowi diawal tugas mereka ketika memberikan solusi atas pertikaian dan kisruh antara KPK dengan kelompok Polisi gendut di Kepolisian RI dari peristiwa penangkapan Bambang Widjojanto wakil Ketua KPK. Malah Jokowi mengundang tujuh tokoh diluar Wantimpres. Saran penulis, Jokowi jangan lagi membentuk Dewan penasihat baru lagi, karena akan over lembaga kepresidenan. Semakin banyak dewan penasihat yang dibentuk oleh seorang presiden, maka akan semakin terlihat ketidak mampuan sang presiden dalam memimpin Negara.
Sebaiknya Presiden Jokowi meninjau kembali Wantimpres dan menghilangkan orang-orang partai serta menggantikannya dengan perwakilan dari perguruan tinggi serta para tokoh masyarakat yang kredibel, idealis dan berwawasan luas. Mampukah kepemimpinan Presiden Jokowi mengendalikan Indonesia dalam menghadapi realisasi MEA saat ini ? Berhadapan dengan PT. Freeport saja Indonesia bisa didikte oleh asing. Seharusnya Freeport dikenai sanksi karena mengabaikan pembuatan Semelter (pemurnian mineral).(Abah Pitung)
Blunder Jokowi Dalam 100 hari Berkuasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H