Fase Pertama
Langkah awal pengumpulan dan penulisan nash-nash Al-Quran pertama selesai dilaksanakan oleh pengawasan yang dilakukan Abu Bakar. Semangat mereka sama untuk menunjukkan melalui teks dan kata-kata yang dibacakan nabi bahwa pesan tersebut berasal dari Tuhan. Keinginan mereka untuk menjaga kemurnian ini menjadi emosi semua orang. Sebab tidak ada sesuatu pun yang tertanam begitu dalam dalam jiwa mereka selain kekudusan agung ini, yang mereka yakini sepenuhnya sebagai Sabda Allah. Al-Qur'an berisi peringatan tentang hukuman yang akan datang bagi mereka yang berbohong kepada Allah atau menyembunyikan sesuatu dari wahyu-Nya.
Fase KeduaÂ
Koleksinya selesai dua atau tiga tahun setelah kematian Muhammad. Kami bertemu dengan beberapa muridnya yang telah menghafal wahyu dan setiap Muslim menghafal sebagian darinya. Ada pula kelompok ahli Al-Quran yang ditunjuk oleh pemerintah dan dikirim ke setiap pelosok wilayah umat Islam untuk melaksanakan adat istiadat dan mengajari masyarakat memperdalam agamanya. Yang terpenting, ada hubungan antara wahyu yang dibaca Muhammad saat ini dan wahyu yang dikumpulkan Zaid. Umat Islam tidak hanya mempunyai niat yang jujur dalam mengumpulkan Al-Qur'an dalam sebuah mushaf, namun mereka juga mempunyai sarana yang dapat menjamin terpenuhinya niat tersebut, menjamin terpenuhinya segala sesuatu yang telah dikumpulkan dalam sebuah mushaf ini.
PENULISAN HURUF AL-QURAN
Sebagaimana dikatakan sebelumnya, tradisi penulisan bangsa Arab, khususnya umat Islam, bukannya tidak ada, melainkan sangat sedikit. Hal ini dibuktikan dengan adanya wahyu awal yang tertulis pada teks berupa kulit pohon, daun kurma, tulang dan batu. Dan ini membuktikan bahwa tradisi sejarah Islam ada dalam bentuk realisasi wahyu yang diriwayatkan Nabi dalam bentuk tulisan.
Namun pada masa-masa awal penulisan surat-surat Al-Qur'an, para Sahabat mengumpulkan teks-teks Al-Qur'an dalam tulisan Arab sederhana, tanpa harakat atau syakal, sehingga para Sahabat bisa Jika tidak paham maka akan membuat kesalahan saat membacanya. terjadi sehingga menimbulkan perselisihan antar teman.
Garis waktu awal mula penulisan wahyu atau sejarah penulisan wahyu dalam islam terjadi karena banyak sahabat penghafal al quran yang syahid pada perang badar. Oleh karena itu, masyarakat khawatir di kemudian hari tidak akan ada lagi yang mengingatnya. Alquran. Maka timbullah ide untuk menulis wahyu tersebut. Wahyu yang diingat setiap sahabat ketika mereka meninggal tidak terkikis oleh waktu.
Sebagaimana dikatakan sebelumnya, tradisi menulis orang Arab, khususnya umat Islam, tidak ada sama sekali, hanya sedikit sekali. Wahyu-wahyu tersebut banyak dikenang di muka umum, menjadi budaya lisan sakral yang selalu terdengar dalam setiap pertemuan para sahabat Nabi Muhammad SAW, dan menulis masih belum menjadi kebiasaan yang lazim. Tahap awal penemuannya tertulis pada naskah-naskah berupa kulit pohon, daun kurma, tulang dan batu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H