Suhu politik kian memanas jelang pilres 9 Juli 2014 mendatang. Setiap bakal calon presiden kan segera umumkan calon pendampingnya. Dari sekian banyak capres yang sempat muncul di televisi sejak beberapa waktu ke belakang, kini ada dua capres yang hampir dipastikan maju sebagai kontestan. Dialah Prabowo Subianto dan Joko Widodo. Tidak mustahil akan muncul satu atau bahkan dua capres lainnya.
Memilih pendamping memang gampang-gampang susah, karena ia bukanlah sekedar teman 5 tahun ke depan, namun ia adalah sosok yang diharapkan dapat mendongkrak popularitas dan elektabilitas mereka di hadapan khalayak. Bakal cawapres yang ideal adalah sosok yang dapat melengkapi kelebihan yang dimiliki sekaligus menutupi kekurangan yang ada.
Prabowo maupun Joko Widodo dinilai banyak pihak memiliki kapabilitas untuk memimpin bangsa. Keduanya memiliki pengalaman memimpin. Prabowo berpengalaman memimpin militer dan partai binaannya dengan segala prestasi yang dipunyainya sedangkan Joko Widodo berpengalaman memimpin dua daerah di negeri ini (Solo - Jakarta) dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Namun siapakah yang kelak akan meraih simpati mayoritas masyarakat Indonesia pada pemilu presiden dan wakil presiden? hingga saat ini hanya Tuhan yang Maha Mengetahui.
Sebenarnya nasib mereka sudah tercatat di lauhil mahfudh (tempat segala rahasia Tuhan). Mereka berdua atau capres lain beserta tim suksesnya, hanya dituntut bekerja dan berusaha untuk meyakinkan ratusan juta calon pemilih di negeri ini yang juga semuanya dibawah kendali Tuhan. Siapa tahu keinginan bertepatan dengan ketetapan Tuhan.
Keyakinan akan adanya takdir Tuhan mutlak mesti dimiliki oleh masing-masing pasangan capres-cawapres. Dengannya, niscaya akan mengusir sikap sombong bila kelak menang. Dengannya, niscaya akan menghapus rasa putus asa bila kelak kalah.
Maka, alangkah indahnya bila setiap capres beserta tim suksesnya lebih menjunjung tinggi nilai-nilai kemulian akhlak dibanding saling melontarkan fitnah terhadap lawan politiknya. Lebih baik menjelaskan visi dan misinya kepada khalayak secara gambang daripada mengungkap aib pribadi kontestan lainnya. Dengan demikian potret perpolitikan di Indonesia menjadi pertunjukan yang menghibur dan mengasyikaan, bukan menjadi tontonan yang menyeramkan dan menegangkan.
Semoga pelaksanaan pemilu presiden dan wakil presiden dua bulan ke depan berjalan dengan jujur dan adil. Siapapun yang kelak terpilih adalah tumpuan harapan mayoritas warga di republik ini. Faktor kesukuan, latar belakang pendidikan, pengetahuan, kebudayaan, adat istiadat, profesi, bahkan agama tentu akan ikut mempengaruhi pilihan masyarakat. Kualitas pemimpin merupakan cerminan masyarakat di negeri ini.
Selamat berhari libur!
Jakarta, 11 Mei 2014
Salam Persaudaraan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H