Mohon tunggu...
Abah Faiq
Abah Faiq Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Suka Ilmu, Senang Menulis, Cinta Keadilan, Benci Kedzaliman

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kampanye Cantik Menarik Simpatik Publik

5 Juni 2014   00:16 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:19 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

KAMPANYE capres-cawapres resmi dimulai hari ini. Kedua pasangan diharap mampu merebut simpatik publik dan menawan pikiran rakyat. Sehingga, yang sudah punya pilihan semakin mantap, yang masih bimbang mulai menetap, yang semula enggan jadi berharap.

Bila kampanye diibaratkan seperti wajah (perempuan), maka ia memiliki dua kemungkinan; cantik atau jelek. Paras cantik akan menarik simpatik dan paras jelek akan menuai ejek. Tentu, manusia berakal sehat lebih menyukai kecantikan daripada kejelekan.

Saat inilah kedewasaan capres-cawapres dipersaksikan. Di sinilah kematangan para tim sukses setiap pasangan diperhitungkan. Seberapa cantik mereka mampu mempersuasikan visi dan misi. Seberapa elegan mereka mampu mengampanyekan ide dan gagasan. Ratusan juta jiwa di republik ini melihat dan menilai apa yang mereka pertunjukkan.

Seperti apakah kampanye cantik, dan seperti apakah kampanye jelek?

Meski cantik dan jelek ialah suatu penilaian. Setiap orang punya perspektif dan sudut pandang. Namun demikian, ada nilai 'cantik atau jelek' yang disepakati oleh mayoritas orang. Inilah yang dimaksud dalam tulisan.

Kampanye cantik dalam perspektif saya ialah sosialisasi visi dan misi, ide dan gagasan, program yang direncanakan ke hadapan khalayak, dilakukan secara cerdas, bersih, dan menaati norma, aturan, dan tata tertib yang ditetapkan.

Sedangkan kampanye jelek dalam perspektif saya ialah memersuasikan visi dan misi, ide dan gagasan, program yang direncanakan ke hadapan khalayak, dilakukan secara bodoh, kotor, dan menabrak norma, aturan, dan tata tertib yang ditetapkan atau yang lazim disebut dengan istilah black campaign (kampanye hitam).

Dari pemilu ke pemilu rakyat semakin cerdas dalam menentukan, semakin bijak dalam memilah, dan semakin arif dalam memilih. Yakinlah wahai para capres-cawapres dan para timses, hati sanubari rakyat akan tertambat pada diri calon pemimpin sejati bukan pemimpin palsu.

Saatnya capres dan cawapres menunjukkan keaslian dan kemurnian bukan kepalsuan dan kepura-puraan. Rakyat sudah bosan dengan rekayasa dan pencitraan. Semoga kampanye kali ini berlangsung sukses dan elegan.

Jakarta, 04 Juni 2014

Salam Persaudaraan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun