Mohon tunggu...
.
. Mohon Tunggu... Dosen - .

Abah Asmul adalah lelaki pengepul pengetahuan. Di blog ini, ia menulis surat-surat untuk Ambu dan hal-hal lain yang belum selesai. Ambu adalah perempuan penjahit harapan yang lebih sering hidup dalam ruang yang berjarak dengan Abah Asmul. Surat-surat dalam blog ini, karena itu, bisa dianggap sebagai paracetamol penurun demam rindu.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bangkit dari "Tidur"

22 Januari 2020   14:29 Diperbarui: 23 Januari 2020   09:35 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ambu yang baik,

Hari ini, 22 Januari, serupa judul lagu Iwan Fals, aku tandai sebagai hari "kebangkitan". Selama tiga semester aku "tertidur lelap". Terlena dengan nikmat waktu luang. Banyak yang kukerjakan tapi tak fokus. Padahal jika saja aku fokus pada satu hal, beberapa pekerjaan ini mestinya sudah kelar: membaca bahan-bahan bacaan yang relevan untuk penyusunan proposal disertasi, menulis paper ilmiah yang mendukung disertasi, dan menuntaskan penulisan proposal disertasi. Namun ketiganya: ambyar!

Boleh dibilang kesadaran itu datang terlambat. Tapi, seturut pepatah lama, tak ada kata terlambat untuk apapun. Waktuku tinggal tiga semester lagi dari tenggat waktu tugas belajar dari kantor. Aku harus bergegas mengejar ketertinggalan yang cukup jauh. Kembali ke titik nol bukan perkara mudah. Aku harus membuka kembali catatan-catatan lama dan bahan-bahan bacaan awal. Lalu menentukan arah, kemudian memutuskan rute terpendek dan tercepat.

Semester empat menjelang. Aku harus segera menyelesaikan proposal disertasi itu. Bimbingan intensif dengan promotor akan mempercepat proses persetujuan untuk ujian proposal. Setelah itu, kerja-kerja lapangan untuk memperoleh data, fakta, dan informasi yang kaya. Selain itu, aku juga harus mencicil penulisan paper untuk dimuat di jurnal ilmiah terakreditasi internasional. Ini juga bukan soal yang gampang.

Jika semua proses itu harus tuntas di semester empat, maka aku harus bekerja amat keras, bahkan bekerja di atas rata-rata orang kebanyakan. Tak ada lagi waktu luang yang terbuang percuma. Setiap detik harus dimaksimalkan untuk kerja-kerja ini. Untuk itu, maka aku harus melepaskan segala urusan dan kegiatan di luar proses studi doktoral ini. Aku hanya akan fokus, fokus, dan fokus pada penyelesaian studi. Tak ada yang lain.

Peluk jauh,
Abah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun