Ketika langkah-langkah kecil itu pertama kali memasuki rumah kami, ia bukanlah kucing yang siap menyita hati. Sebaliknya, tubuh kecilnya yang lusuh, bulu-bulunya yang kusam, dan matanya yang bengkak seolah menyimpan kisah sedih yang panjang. Oyen---itulah nama yang kami berikan kepadanya, sebuah panggilan sederhana untuk makhluk mungil yang datang tanpa undangan, namun perlahan menjadi bagian tak tergantikan dalam kehidupan kami.
Kami tidak tahu apa yang menimpanya sebelum ia menemukan jalan ke halaman kami. Mungkin ia korban dari kerasnya jalanan, mungkin juga ia ditinggalkan, atau mungkin hanya takdir yang membawanya ke sini. Namun, satu yang pasti: ia membutuhkan bantuan, dan kami tidak tega membiarkannya sendirian melawan dunia.
Hari-hari pertama adalah perjuangan. Matanya yang bengkak---yang seolah-olah akan kehilangan biji mata---membuat kami khawatir. Perawatan yang teliti dan penuh kesabaran menjadi bagian dari rutinitas kami. Dengan langkah demi langkah, ia perlahan pulih. Meskipun sebelah matanya tak lagi mampu melihat dunia, hal itu tak mengurangi semangatnya untuk terus hidup.
Oyen tumbuh menjadi pejantan kekar yang penuh percaya diri. Bulunya yang dulu kusam kini berkilau, seolah menjadi simbol kemenangan atas masa lalunya yang kelam. Meskipun namanya Oyen, bulunya tidak sepenuhnya berwarna oranye. Warnanya bervariasi, perpaduan putih dan corak oranye yang unik, menjadikannya semakin istimewa di mata kami. Meskipun buta di salah satu mata, ia tetap gagah melangkah, menunjukkan bahwa kekurangan bukanlah alasan untuk menyerah.
Namun, Oyen bukanlah makhluk yang sempurna---dan di situlah letak pesonanya. Ia sering kali membuat kami jengkel dengan kebiasaannya tidur sembarangan. Sofa, meja makan, bahkan keranjang cucian yang baru saja kami susun rapi menjadi tempat favoritnya. Dan tak jarang, ia meninggalkan "hadiah" kecil di dalam rumah, meninggalkan aroma yang membuat kami ingin mengelus dada.
Oyen, seperti anabul pada umumnya, membawa dunia kecil yang penuh keajaiban. Saat kami pertama kali merawatnya, kami mulai memahami bahwa setiap kucing adalah mahakarya dengan keunikannya masing-masing. Tahukah Anda bahwa populasi kucing domestik di dunia mencapai lebih dari 600 juta ekor? Mereka tidak hanya menghiasi rumah-rumah dengan tingkah lucu, tetapi juga menjadi sahabat setia manusia sepanjang sejarah.
Meskipun kecil dan tampak rapuh, kucing memiliki daya tahan hidup yang luar biasa. Mata mereka, misalnya, dirancang untuk melihat di malam hari dengan kemampuan enam kali lebih baik daripada manusia. Hal ini tentu memudahkan Oyen, si pejantan buta sebelah, untuk tetap bergerak lincah di tengah gelapnya malam. Tak hanya itu, pendengaran Oyen juga istimewa. Ia dapat menangkap frekuensi suara hingga 64.000 Hz, jauh lebih tinggi dari manusia yang hanya mampu mendengar hingga 20.000 Hz.
Setiap kali Oyen mendengkur dengan lembut, kami merasa tenang. Suara ini ternyata bukan hanya tanda ia merasa nyaman, tetapi juga memiliki manfaat terapeutik. Penelitian membuktikan bahwa dengkuran kucing dapat membantu menurunkan tingkat stres dan mempercepat penyembuhan manusia. Siapa sangka, suara sederhana itu menjadi pengingat bahwa cinta hadir dalam bentuk yang paling sunyi sekalipun.
Sebagai makhluk karnivora sejati, Oyen membutuhkan asupan protein hewani dalam makanannya. Hal ini menjadikan makanan seperti daging atau ikan tak hanya menjadi favoritnya, tetapi juga kebutuhan biologis yang penting. Kekurangan protein tertentu, seperti taurin, bisa menyebabkan masalah kesehatan serius, termasuk gangguan penglihatan. Kami memastikan bahwa Oyen mendapatkan asupan yang cukup, agar tubuh kekarnya tetap bugar meski kehilangan salah satu matanya.