Penurunan angka pernikahan bukan berarti pernikahan akan hilang sama sekali, melainkan mendorong terbentuknya pernikahan yang lebih didasarkan pada kemitraan seimbang. Di masa depan, kita mungkin akan melihat pernikahan yang lebih egaliter di mana kedua pasangan saling mendukung, baik secara finansial, emosional, maupun dalam pengasuhan anak. Pria dan wanita akan melihat pernikahan sebagai sarana untuk berkembang bersama, bukan hanya sebagai cara untuk memenuhi tuntutan sosial atau ekonomi.
Dampak Negatif di Masa Depan
Penurunan angka pernikahan yang dipicu oleh meningkatnya kesetaraan gender dapat membawa sejumlah dampak negatif di masa depan, antara lain:
Penurunan Populasi Usia Produktif
Rendahnya angka pernikahan cenderung menurunkan tingkat kelahiran, yang pada akhirnya akan memengaruhi jumlah populasi usia produktif. Hal ini dapat mengakibatkan kekurangan tenaga kerja di masa depan dan menurunnya daya saing ekonomi.
Tingkat Ketergantungan Populasi Meningkat
Dengan lebih sedikit anak yang dilahirkan, populasi lansia akan meningkat dibandingkan populasi muda. Hal ini menciptakan beban bagi sistem pensiun dan layanan kesehatan, serta membutuhkan biaya negara yang lebih besar untuk mendukung populasi lanjut usia.
Kesepian dan Kesehatan Mental
Meskipun banyak orang memilih hidup mandiri, semakin sedikitnya pernikahan juga dapat menyebabkan rasa kesepian, terutama pada usia lanjut. Berkurangnya dukungan sosial dan keluarga bisa memengaruhi kesehatan mental mereka yang hidup sendiri, dan ini bisa berdampak pada kualitas hidup jangka panjang.
Perubahan Struktur Keluarga
Dengan makin sedikitnya orang yang memilih menikah dan memiliki anak, struktur keluarga akan berubah, yang bisa mengurangi fungsi sosial dan dukungan emosional yang biasanya diberikan oleh keluarga.
Kesenjangan Ekonomi
Kemandirian finansial yang tinggi pada sebagian wanita bisa menciptakan kesenjangan ekonomi dalam hubungan atau pernikahan. Dalam kasus di mana salah satu pasangan memiliki pendapatan yang jauh lebih besar, ketidakseimbangan ini dapat memicu konflik dalam hubungan dan mengurangi stabilitas rumah tangga.
Kesetaraan gender telah mengubah pandangan kita tentang banyak hal, termasuk tentang pernikahan. Di masa depan, mungkin pernikahan bukan lagi soal peran tradisional yang harus dipenuhi, melainkan pilihan sadar yang didasarkan pada keseimbangan, saling pengertian, dan kemitraan sejati. Secara keseluruhan, meskipun kesetaraan gender ada membawa dampak positif, ada tantangan yang perlu diatasi untuk menjaga keseimbangan ekonomi dan sosial di masa depan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H