Mohon tunggu...
khusnul mubarok
khusnul mubarok Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Belajar sepanjang zaman

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Menikah atau Tidak, Pilihan yang Berat di Tengah Tuntutan Zaman

20 Oktober 2024   09:00 Diperbarui: 20 Oktober 2024   09:10 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Evi & Mubarok wedding/Dokumentasi pribadi

Menikah atau Tidak: Pilihan yang Berat di Tengah Tuntutan Zaman

Dalam kehidupan, ada banyak keputusan besar yang harus diambil, salah satunya adalah keputusan untuk menikah atau tidak. Bagi sebagian orang, menikah adalah impian sejak kecil, bayangan tentang membangun rumah tangga harmonis dan tumbuh bersama pasangan. Namun, bagi yang lain, pilihan untuk tidak menikah justru terasa lebih sesuai dengan kebutuhan dan tujuan hidup. Keduanya adalah pilihan yang sama-sama berat, terutama ketika kita hidup di tengah masyarakat yang sering kali menaruh ekspektasi tinggi terhadap keputusan ini.

Pernikahan: Harapan, Tanggung Jawab, dan Kebahagiaan

Menikah, bagi banyak orang, adalah langkah menuju kehidupan yang lebih stabil secara emosional dan sosial. Pernikahan menawarkan kesempatan untuk berbagi hidup dengan seseorang yang kita cintai, membangun keluarga, dan tumbuh bersama dalam suka dan duka. Tidak sedikit yang percaya bahwa melalui pernikahan, seseorang dapat mencapai kebahagiaan yang lebih lengkap.

Namun, menikah bukan sekadar menjalani kehidupan bersama, melainkan juga tanggung jawab besar. Tanggung jawab ini tidak hanya terbatas pada pasangan, tetapi juga terhadap anak-anak (jika ada), keluarga besar, bahkan lingkungan sosial. 

Dalam pernikahan, dibutuhkan kesabaran, pengertian, dan kerja sama agar hubungan tetap berjalan harmonis. Bagi sebagian orang, tuntutan dan tanggung jawab ini bisa terasa menakutkan, membuat pernikahan bukan sekadar perjalanan romantis, tetapi juga sebuah tantangan besar.

Memilih Tidak Menikah: Kebebasan dan Makna Kehidupan

Di sisi lain, memilih untuk tidak menikah adalah keputusan yang semakin banyak diambil oleh orang-orang di era modern. Mereka yang memilih jalan ini sering kali melihat pernikahan sebagai sesuatu yang tidak sesuai dengan gaya hidup, visi, atau tujuan pribadi mereka. Bagi mereka, kebebasan untuk mengejar mimpi, karier, atau gaya hidup tanpa terikat oleh komitmen pernikahan adalah sebuah bentuk kebahagiaan yang sejati.

Tidak menikah bukan berarti seseorang menghindari komitmen atau tidak ingin membangun hubungan, melainkan lebih kepada pilihan untuk mengarahkan energi mereka ke hal-hal lain yang mereka anggap lebih bermakna. Kebebasan untuk mengambil keputusan tanpa memikirkan pasangan atau keluarga adalah salah satu alasan kuat mengapa banyak orang merasa bahagia dengan status lajang.

Tekanan Sosial: Faktor Penentu yang Tidak Terelakkan

Meskipun menikah atau tidak adalah hak pribadi setiap individu, tekanan sosial sering kali menjadi faktor yang tidak bisa dihindari. Di banyak budaya, termasuk di Indonesia, pernikahan masih dianggap sebagai bagian penting dari fase kehidupan. Orang tua, keluarga besar, hingga teman-teman sering kali ikut campur dan mendorong seseorang untuk segera menikah begitu mereka mencapai usia tertentu.

Tekanan ini bisa membuat keputusan untuk menikah atau tidak terasa semakin berat. Di satu sisi, ada dorongan untuk memenuhi harapan orang lain, sementara di sisi lain, ada kebutuhan untuk jujur pada diri sendiri tentang apa yang sebenarnya diinginkan dalam hidup.

Menemukan Jalan Tengah: Mendengar Suara Hati

Pada akhirnya, keputusan untuk menikah atau tidak harus didasarkan pada keinginan dan kebutuhan pribadi, bukan pada tekanan sosial atau ekspektasi orang lain. Setiap orang berhak untuk menentukan jalannya sendiri, apakah itu dengan membangun rumah tangga bersama pasangan, atau memilih untuk menjalani hidup secara mandiri.

Yang terpenting adalah memahami bahwa baik menikah maupun tidak menikah adalah dua pilihan yang sah dan bisa membawa kebahagiaan, asalkan keputusan tersebut diambil dengan pertimbangan matang dan mendengar suara hati. Tidak ada jalan yang benar atau salah, yang ada hanyalah pilihan yang paling sesuai dengan diri kita masing-masing.

Penutup

Keputusan untuk menikah atau tidak adalah salah satu keputusan terbesar dalam hidup. Ini adalah pilihan yang berat karena melibatkan emosi, tanggung jawab, dan masa depan. Namun, dengan mengenal diri sendiri dan mendengarkan apa yang benar-benar kita inginkan, kita bisa membuat keputusan yang membawa kebahagiaan dan kedamaian, apapun pilihan kita.

Setiap orang berhak menemukan jalan hidupnya sendiri, dan baik menikah maupun tidak, kedua pilihan itu memiliki tantangan dan keindahannya masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun