Namun untungnya, saya dan istri memiliki visi yang sama dalam urusan kebutuhan fashion. Saya tidak fanatik harus punya pakaian bermerk. Apalagi istri saya. Dia lebih sederhana dibanding saya.Â
Salah satu hal yang membuat saya kagum dengan istri saya adalah, dia mampu membeli pakaian dengan model dan kualitas yang bagus, tapi harganya murah.
Kadang, banyak teman dan saudara yang meminta rekomendasi ke istri saya. "Bu Lulu, koq bagus sekali model bajunya? Beli di mana, harga berapa?", ujar seorang tetangga. Pertanyaan itu sering saya dengar, tidak hanya dari tetangga, tapi dari kerabat pula.Â
Padahal, istri saya tidak alergi baju pasar. Dia tidak mesti harus beli baju di mall. Ketika ada baju yang disukainya, meskipun bukan barang bermerk dan dijual di toko kecil, dia beli. Tanpa gengsi-gengsian.Â
Saya akui, setiap kali membeli baju jenis apapun, istri saya terlihat pantas dan modis. Padahal saya tahu modalnya he, bajunya bukan baju yang mahal-mahal.Â
Di usia kepala 4 ini, saya kini memiliki insiatif untuk membeli kain, dan menggunakan jasa tukang jahit untuk membuatkan pakaian sesuai dengan model dan ukuran yang saya inginkan.Â
Manfaatnya, selain kainnya lebih berkualitas, ukuran serta model pun jauh lebih pas.Â
Kalau untuk soal harga, tergantung kondisi pakaiannya sih. Bisa jadi lebih murah atau lebih mahal dibanding beli jadi di mall atau di toko pakaian.Â
Tapi berhubung di bulan Ramadan ini tukang jahit pasti ramai dengan pelanggan, kita harus mengantisipasinya dengan memesan di awal, usahakan sebelum bulan puasa tiba.Â
Seperti halnya barusan, saya baru saja mengambil celana kain dan baju batik di tukang jahit (maaf jika dianggap pamer, hehe). Saya memesannya sejak 10 hari sebelum Ramadan tiba. Panjang celananya saya paskan saja dengan ukuran kaki saya, karena usia saya sekarang bukan masa pertumbuhan lagi. Hehe.Â