Mohon tunggu...
Encang Zaenal Muarif
Encang Zaenal Muarif Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis Lepas, Youtuber, Petani, Pebisnis Tanaman

Tak kenal maka tak sayang. Guru Bahasa Inggris di SMA Negeri 3 Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat. Pemilik kanal YouTube Abah Alif TV dan Barokah Unik Farm. Mantan wartawan dan Redaktur Pelaksana SK Harapan Rakyat. Ketua Yayasan Al Muarif Mintarsyah sekaligus pendiri SMP Plus Darul Ihsan Sindangkasih. Kini aktif di PGRI dan diamanahi sebagai Ketua PGRI Cabang Kec. Banjar dan sekretaris YPLP PGRI Kota Banjar. Untuk menyalurkan hobi menulis, aktif menulis di berbagai media cetak dan media online. Karena seorang anak petani tulen, sangat suka bertani dan kini menjadi owner Toko Barokah Unik Tokopedia, yang menjual berbagai jenis bibit tanaman, di antaranya bibit kopi, alpukat dan lain sebagainya.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Jejak Langkah Sang Guru: Perjalanan Panjang dan Berliku

17 Maret 2024   03:44 Diperbarui: 20 Maret 2024   20:01 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber pixabay.com

Seperti diceritakan sebelumnya, Juhana mengemban tugas sebagai guru Sekolah Rakyat di Cihurip. Perjalanan dari Banjarwangi ditempuhnya dengan menunggangi seekor kuda putih. 

Baca bagian sebelumnya : Jejak Langkah Sang Guru : Berkuda dari Banjarwangi ke Cihurip

Kala itu, tidak ada jalan aspal yang menyambungkan Banjarwangi dengan Cihurip. 

Juhana harus melintasi hutan belantara untuk menuju tempatnya bertugas, di kecamatan Cihurip. Di sana, dia menginap di rumah orangtuanya, Mama Sastrawinata. 

Setiap Sabtu, Juhana pulang ke Banjarwangi, dan keesokan harinya, Minggu siang, kembali ke Cihurip bersama kuda setianya. 

Bertahun-tahun dia lakukan rutinitas itu, sehingga Ratmini, istrinya melahirkan anak ke-6, Mamad dan anak ke-7 Enok Mintarsih. 

Perjalanan dari Banjarwangi ke Cihurip, dan begitu sebaliknya, tak selamanya mulus. Di tengah hutan, kadangkala Juhana bertemu hewan buas. Siamang, babi hutan, ular, bahkan harimau, pernah ditemuinya. Namun kuasa Allah SWT selalu melindunginya. 

"Berhenti! Mau ke mana kisanak?," teriak seseorang yang tidak dikenal membentak Juhana di tengah hutan. 

"Saya mau pergi ke Cihurip untuk  melaksanakan tugasku mengajar di sana. Mohon maaf jika perjalananku mengganggu," jawab Juhana sopan. Dia memang dikenal sebagai seorang yang rendah hati, selalu santun kepada siapapun.

"Oooh engkau guru SR rupanya. Silahkan lanjutkan perjalananmu, tapi serahkan semua barang bawaanmu. Jika tidak, aku dan dua anak buahku ini akan menghabisi mu!" kata pria berkumis berwajah sangar itu. 

Juhana tetap tenang. Bahkan senyuman manis ciri khasnya tersungging dari bibirnya. 

"Kisanak, saya bukan saudagar kaya, hanya seorang guru SR. Perbekalan saya ini bukanlah harta berharga. Percuma juga jika saya serahkan," katanya penuh santun. 

"Aaaaah, jangan banyak bacot kau, aku tak peduli! Semua orang yang melintasi kawasan hutan ini harus tunduk pada perintahku," bentak pria sangar itu. Dua anak buahnya tertawa terbahak-bahak. 

Juhana segera turun dari kudanya. 

"Kalau kalian memaksa, silahkan rebut barang bawaanku ini, asal kalian bisa menjatuhkanku," kata Juhana sambil tetap tersenyum.

Si kumis tersulut emosinya. Dia menerjang Juhana. Tendangannya begitu kuat ke arah Juhana.

(Bersambung) 

Kisah lanjutannya silahkan baca : Jejak Langkah Sang Guru : Perceraian Mengandung Hikmah


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun