Mohon tunggu...
Encang Zaenal Muarif
Encang Zaenal Muarif Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis Lepas, Youtuber, Petani, Pebisnis Tanaman

Tak kenal maka tak sayang. Guru Bahasa Inggris di SMA Negeri 3 Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat. Pemilik kanal YouTube Abah Alif TV dan Barokah Unik Farm. Mantan wartawan dan Redaktur Pelaksana SK Harapan Rakyat. Ketua Yayasan Al Muarif Mintarsyah sekaligus pendiri SMP Plus Darul Ihsan Sindangkasih. Kini aktif di PGRI dan diamanahi sebagai Ketua PGRI Cabang Kec. Banjar dan sekretaris YPLP PGRI Kota Banjar. Untuk menyalurkan hobi menulis, aktif menulis di berbagai media cetak dan media online. Karena seorang anak petani tulen, sangat suka bertani dan kini menjadi owner Toko Barokah Unik Tokopedia, yang menjual berbagai jenis bibit tanaman, di antaranya bibit kopi, alpukat dan lain sebagainya.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Jejak Langkah Sang Guru: Berkuda dari Banjarwangi ke Cihurip

16 Maret 2024   00:05 Diperbarui: 18 Maret 2024   16:32 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber Gambar Pixabay.com

Di penghujung Kabupaten Garut wilayah selatan, Banjarwangi nama kampungnya. Hiduplah sepasang pengantin, Juhana dan Ratmini. Juhana adalah pemuda asli Cihurip, berjarak kurang lebih 5 jam berkuda dari Banjarwangi.

Juhana adalah seorang pria tampan, pintar dan soleh. Ratmini pun perempuan yang sangat cantik. Dulu, ketika masih perawan, Ratmini adalah bunga desa yang sangat digandrungi para pemuda di Banjarwangi. 

Kulit Ratmini putih mulus alami tanpa skincare. Hidungnya mancung. Badannya tinggi semampai. 

Setelah sekian lama hidup berumahtangga. Pasangan muda itu dikaruniai 7 anak yang lahirnya beruntun hampir setahun sekali.  Bahrudin, Komarudin, Nanang, Epon, Enok Mintarsyah, Mamad, dan si bungsu Enok Mintarsih. 

Di Cihurip, orangtua Juhana adalah seorang tokoh yang bernama Mama Raden Sastrawinata. Tidaklah heran, jika Juhana pun dididik dengan sangat baik oleh ayahnya. 

Hingga suatu hari, Juhana pun mengisi kekosongan pekerjaan sebagai guru SR (Sekolah Rakyat) di Cihurip. Juhana diangkat sebagai guru SR nomor urut 1 di Cihurip kala itu. 

"Baiklah Kang, aku mengizinkanmu untuk mengajar di Cihurip, tapi mohon maaf aku tidak bisa ikut. Aku akan mengurus anak-anak di sini," kata Ratmini pada suaminya. Kala itu, anak mereka masih berjumlah 5 orang.  Anak sulung, Bahrudin, masih berusia 8 tahun, dan anak ke-5,  Enok Mintarsyah masih berusia 1 tahun. 

Juhana pun menjalankan tugasnya sebagai guru SR. Perjalanan bolak balik Banjarwangi - Cihurip dia tempuh seminggu sekali, dengan menunggangi seekor kuda putih. 

Jalan setapak di hutan, melintasi sungai, naik turun bukit dia jalani demi mencerdaskan anak bangsa. Presiden Republik Indonesia saat itu adalah presiden pertama, Bung Karno. 

"Titip anak-anak ya, Nyi, jangan sampai mereka tidak terpantau. Aku akan pulang ke sini seminggu sekali," kata Juhana akan pergi bertugas. 

"Iya Kang, jangan khwatir. Aku berjanji akan menjaga mereka dengan baik. Kudoakan agar pekerjaanmu lancar, dan tidak ada halangan. Sampaikan salam hormatku pada orangtua kita di Cihurip," kata Ratmini. 

(Bersambung)

Bagian 2 : klik di sini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun