Mohon tunggu...
Encang Zaenal Muarif
Encang Zaenal Muarif Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis Lepas, Youtuber, Petani, Pebisnis Tanaman

Tak kenal maka tak sayang. Guru Bahasa Inggris di SMA Negeri 3 Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat. Pemilik kanal YouTube Abah Alif TV dan Barokah Unik Farm. Mantan wartawan dan Redaktur Pelaksana SK Harapan Rakyat. Ketua Yayasan Al Muarif Mintarsyah sekaligus pendiri SMP Plus Darul Ihsan Sindangkasih. Kini aktif di PGRI dan diamanahi sebagai Ketua PGRI Cabang Kec. Banjar dan sekretaris YPLP PGRI Kota Banjar. Untuk menyalurkan hobi menulis, aktif menulis di berbagai media cetak dan media online. Karena seorang anak petani tulen, sangat suka bertani dan kini menjadi owner Toko Barokah Unik Tokopedia, yang menjual berbagai jenis bibit tanaman, di antaranya bibit kopi, alpukat dan lain sebagainya.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Memahami Cara Mengungkapkan Syukur

11 Maret 2024   07:50 Diperbarui: 11 Maret 2024   12:56 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar Kompasiana.com. Penerima K-Rewards Februari 2024

Syukur adalah sebuah kata yang sangat indah. Tiada kata yang lebih indah dibanding ungkapan rasa syukur kita atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT. 

Nikmat sehat misalnya. Jika oksigen yang kita hirup harus dibeli, berapa ratus tabung yang kita habiskan per tahun? Sepanjang umur hidup kita, takkan terhitung berapa biaya yang harus kita keluarkan. 

Begitu banyak nikmat yang kita dapat, yang jika saja air di lautan dibuat menjadi tintanya, dan pepohonan di muka bumi ini dijadikan penanya, takkan cukup untuk menuliskan nikmat yang kita terima dari Allah SWT.  

Syukur, berasal dari bahasa Arab, Syukron, yang artinya terimakasih. Sebuah hadist mengatakan, barangsiapa yang tidak berterimakasih pada manusia, tandanya dia tidak bersyukur pada Allah SWT. 

Kita pasti pernah mengalami, bertemu dengan orang yang tidak tahu berterimakasih. Saat kita berikan kebaikan, dia tidak mengucapkan terimakasih. Apa sikap kita? Kapok tentunya. 

Baca juga : 5 Ide Bisnis yang Laris        Manis di Bulan Ramadhan 

"Ah malas, ngasih kebaikan ke si Anu, tidak pernah ucapkan terimakasih," pikir kita saat berhadapan dengan orang "ndableg" yang tidak tahu terima kasih, he-he.  Berbeda kalau orang yang kita beri, mengucapkan terimakasih, apalagi sampai mendo'akan, kita jadi senang dan semakin bersemangat untuk memberinya lagi jika ada rezeki. 

Oh iya, hari ini saya pun mau mengucapkan terimakasih kepada tim Kompasiana yang telah mencantumkan nama saya di deretan penerima K-Rewards Februari 2024. Walaupun masih berada di nomor urut 25, tapi saya sangat bersyukur, sebagai newbie di Kompasiana (gabung 6 Januari 2024), keberadaan saya sangat diapresiasi oleh Tim Kompasiana. Sekali lagi, terimakasih. Semoga Kompasiana semakin sukses dan sehat sejahtera selalu. Aamiin. 

Terimakasih pula kepada seluruh Kompasianer senior yang selama ini telah memberikan support. Pak Billy, Pak Irwan Sikumbang, Pak Budi Susilo, Bu Siska, Bu Isti, Bu Suci, Pak Buyung, Pak Ludiro Madu, Pak Horas dan pasukan Kopaja71, serta semuanya yang tidak bisa saya sebut satu persatu. 

Kita lanjut lagi ...

Di saat manusia senang ketika orang yang diberi kebaikan mengucapkan terimakasih, Allah SWT pun demikian. Allah akan menyukai orang yang bersyukur, dan murka pada orang yang tidak bersyukur.  Di dalam Qur'an surat Ibrahim ayat 7, Allah bersabda "la in syakartum laazidannakum, walainkafarthm Inna 'adzaabi lasyadiid".  

"Sesungguhnya jika bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu. Dan sesungguhnya jika kamu kufur (mengingkari nikmat), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih" (QS Ibrahim-7). 

Kemudian, bagaimana cara mengungkapkan rasa syukur? Minimal, ada 3 cara mengungkapkannya, yaitu billisan (dengan lisan), bil hal (dengan perilaku, dan bil maal (dengan harta). 

Bersyukur dengan lisan, yakni selalu mengucapkan Alhamdulillah sesering mungkin. Setiap kita ingat, ucapkanlah Alhamdulillah. Saat kita berbicara dengan orang lain, tidak ada salahnya topik yang kita bicarakan adalah nikmat-nikmat yang kita dapat, bukannya mengeluh, mengeluh dan mengeluh. hehe. 

Bersyukur dengan perilaku, artinya meningkatkan kuantitas dan kualitas kebaikan, serta meningkatkan ibadah kita kepada Allah SWT. Segala pemberian dari Allah SWT adalah titipan yang harus kita gunakan sebagai bekal beribadah. Nikmat sehat, memiliki jabatan, rumah, kendaraan, memiliki keluarga, dan semua yang kita miliki, hakikatnya adalah titipan yang harus kita jadikan sarana untuk lebih mendekat kepada Allah SWT. 

Sungguh sangat tidak bersyukur sekali, jika di bulan Ramadhan ini, masih ada orang sehat yang tidak menjalankan ibadah puasa. Ramadhan adalah momen yang sangat pas untuk melatih kita menjadi manusia yang bersyukur pada Allah SWT. 

Bersyukur dengan harta, artinya dengan cara memberikan sebagian harta kepada yang berhak. Tidak hanya itu, jika ada rezeki lebih, kita bisa mengungkapkan rasa syukur dengan cara mengundang tetangga, teman dan handai taulan untuk menggelar acara syukuran. Selain itu, setiap hari, sangat dianjurkan untuk bersedekah sebagai ungkapan rasa syukur atas segala nikmat dari Sang Pencipta.

Demikian tulisan ini, semoga bermanfaat. Mohon maaf jika banyak kekurangan. Jika ada yang benar, maka itu datang dari Allah SWT, dan jika ada yang salah, datang dari kebodohan saya sebagai penulis. 

Terimakasih telah bersedia membaca, memberi rating dan memberikan apresiasi di kolom komentar. Semoga kebaikan teman-teman, mendapat balasan berlipat ganda dari Allah SWT. Aamiin.

Berikut ini salah satu Artikel Utama karya Encang Zaenal Muarif : Batasan Usia CGP Dihapus! Mari Hapus Pula Kasta Guru Senior dan Junior!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun