Kesibukan yang ekstra di akhir Februari hingga awal Maret 2024 sungguh menyita waktu, tenaga dan pikiran. Proses  pembelajaran, IHT (In House Training), penyusunan soal PTS hingga pelaksanaan mengawas, serta sederet pekerjaan di PMM, TRK, K-Mob, membuat tensi semakin naik, hehe.Â
Sehingga disepakati, untuk acara munggahan sekaligus healing, Â kami menjadwalkan family gathering SMAN 3 Banjar ke Situ Leunca Pangalengan, Kabupaten Bandung. Program ini dimotori oleh CV Citra Tour & Travel Banjar pimpinan Ibu Nani.
Singkat cerita (meminjam kata-kata Bapak Rida Permana, si ganteng kalem, guru Penjaskes kebanggaan SMAN 3), kami berangkat menaiki bus pariwisata CTU (City Trans Utama), pada Jumat pukul 11 malam, 8 Maret 2024.
Baca juga : 5 Ide Bisnis yang Laris Manis di Bulan Suci Ramadhan
Transit di Mesjid Raya Al Jabbar
Rombongan 1 Bus, 1 Â Hi-Ace, dan 1 Toyota Agya, melaju beriringan menembus pekatnya malam. Istirahat beberapa kali karena ibu-ibu yang beser, hingga akhirnya pukul 3.30 dini hari, rombongan tiba di Bandung, dan transit dulu di Mesjid Al Jabbar.
Sholat subuh berjamaah di mesjid kebanggaan warga Jawa Barat ini adalah momen yang luar biasa berkesan.
Suara adzan dan iqomah yang merdu, diimami seorang hafidz Qur'an, ornamen serta interior mesjid yang artistik, juga permadani yang lembut, Â menambah kekhusyukan dalam melaksanakan sholat di mesjid ini.
Perpaduan arsitektur modern kontemporer dan gaya Turki serta dekorasi khas Jawa Barat yang sangat memikat mata, di keremangan subuh yang syahdu. Setelah mandi dan sarapan di area mesjid Al Jabbar, Sabtu, pukul 06.30 kami melanjutkan perjalanan.
Body Rafting Situ Cileunca
Tiba di Pangalengan pukul 9. Bus berhenti di sebelah utara danau Cileunca. Menyusuri jalan setapak sekira 30 meter, kami berjalan menaiki perahu yang sudah disediakan.
Di tepian barat danau, kami menepi dulu. Kafe yang sudah dibooking CV Citra telah menyediakan penganan tradisional: pisang, bakwan juga kopi serta teh untuk mengusir hawa dingin yang menerpa badan.
Perahu karet telah tiba. Kami diminta  mengenakan helm dan pelampung. Setiap perahu karet itu dinaiki 5 penumpang. Genap 6 orang dengan pemandu. Petualangan pun dimulai.
Kami dibawa ke sebelah selatan danau. Untuk mempercepat perjalanan, 8 perahu karet diikatkan pada perahu mesin. Mungkin untuk menambah sensasi petualangan.
Di tepi selatan, kami turun. Perahu karet dipanggul oleh para pemuda setempat yang sudah menunggu. Naik dari Situ Cileunca, menyebrangi jalan raya. Menyusuri jalan setapak di Kampung Cibeunying ke arah sungai Palayangan.
Kali ini, petualangan yang sebenarnya dimulai. Kami kembali menaiki perahu karet lagi di arus sungai yang deras. Airnya bening dan wilayah sungai terlihat begitu bersih terawat dengan baik.
Menyusuri sungai sejauh 5 Km. Pemandu memberikan arahan. Jika mau belok kanan, kami disuruh pindah duduk ke sebelah kanan dengan aba-aba "kanan".
Sebaliknya, jika ingin belok kiri. Pemandu akan berkata "kiri", dan kami pun berpindah tempat duduk ke sebelah kiri.
Jika perahu akan "meloncat" dari ketinggian, pemandu akan memberikan aba-aba "boom". Seru sekali.
Sepanjang perjalanan, terlihat tenda-tenda di kanan kiri sungai selebar 3 hingga 4 meter itu. Ada pula rumah-rumah makan bambu yang sangat artistik sepanjang perjalanan.
Debit air di sungai Palayangan ini sangat stabil karena bersumber dari Situ Cileunca. Ada pintu pengendali air di danau itu. Jadi, baik musim penghujan maupun musim kemarau, debit air masih tetap aman. Aliran sungai itu digunakan sebagai sumber PLTA, jadinya selalu terkendali dengan baik.
Bentuk tenda dan rumah-rumah kayu  yang kami lewati sepanjang sungai unik-unik. Kata si pemandu, biaya menginap di tenda-tenda itu bervariasi, dari Rp. 400 ribu hingga Rp. 1,5 juta per malam.
Selama satu jam berada di atas perahu karet sungguh sangat menyenangkan dan cukup memancing adrenalin. Terombang ambing kanan kiri, kadang merunduk menghindari pepohonan, menghindar dari benturan, meloncat-loncat jika perahu terselip di bebatuan. Kadang spontan berteriak karena perahu meloncat cukup landai. Pokoknya seru dan sulit digambarkan dengan kata-kata.
Sensasi yang didapatkan dengan rafting di Cileunca ini adalah sesuatu yang sangat berkesan.
Tiba di stop point, di area kampung Cisarua, perahu menepi. Kami sudah ditunggu oleh mobil bak dan diangkut kembali ke danau Cileunca. Mobil yang membawa kami terus menanjak menyusuri jalan raya.
"Tasyakur, tafakur, dan tadabbur. Itulah manfaat dari acara ini. Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan, kami ingin mempererat tali kekeluargaan para guru dan TU dengan acara yang sangat berkesan dan menyenangkan," kata kepala SMAN 3, Dr. Endang Mulyadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H