Hari ini, di sela istirahat, entah kenapa hati saya tergerak ingin melangkahkan  kaki, menstarter motor ke SDN 1 Balokang, Desa Balokang Kecamatan Banjar Kota Banjar, untuk bersilaturahmi dengan Kepala serta rekan-rekan guru di sana.Â
Acep Rizal Setiagumelar, S.Pd., nama lengkapnya. Sahabat sekaligus mitra seperjuangan, berorganisasi di PGRI Cabang Banjar Kecamatan Banjar. Di PGRI Cabang, beliau menduduki jabatan Wakil Ketua.Â
Pria kelahiran 18 Maret 1986 ini termasuk kategori Kepala Sekolah termuda. Diangkat sebagai kepala sekolah pada 9 Desember 2021. Kala itu, usianya baru menginjak 35 tahun.Â
"Waktu itu, kuota kepala sekolah banyak yang kosong, kalau tidak salah sebanyak 16 kuota. Sementara guru yang golongannya sudah 3/c ke atas, dan berusia di bawah 55 tahun, sangat sedikit," kenang Acep Rizal.Â
Seiring dengan dibukanya pendaftaran Calon Kepala Sekolah, banyak pula kepala SD yang memasuki masa purnabakti, sehingga kuota kebutuhan kepala sekolah semakin banyak.
Baca juga : Mengenal Lebih Dekat Ketua PGRI Kota Banjar
"Akhirnya, dengan niat pengembangan diri, saya memberanikan diri untuk mendaftar. Nasib baik berpihak pada saya, meski kapabilitas segini-gininya, saya akhirnya dinyatakan lulus mengikuti Diklat CKS, dan menerima SK sebagai Kepala SDN 1 Balokang," katanya merendah.Â
Acep Rizal berkata, posisi PNS, baik sebagai guru maupun kepala sekolah, jangan membuat kita terlena hingga lupa untuk belajar dan mengembangkan diri. Di ruangan kepala sekolah yang adem, bersih tertata rapi, dihiasi aquarium yang nyaman dipandang mata, kami berdiskusi segala hal tentang pendidikan dan tentang organisasi PGRI.
"Jangan sampai terlena dengan zona nyaman. Saya ingin mengajak teman-teman guru, untuk lebih mengembangkan kreativitas sesuai dengan minat serta lebih giat membudayakan literasi," katanya.Â
Baca juga : Batas Usia CGP Dihapus, Mari Hapus Pula Kasta Guru Senior dan Junior
Dengan kemampuan literasi guru yang optimal, kata Acep, paling tidak akan membantu terekesposnya seluruh program yang dilaksanakan oleh sekolah. Seperti halnya kegiatan religi, seni budaya, kearifan lokal dan lain sebagainya. Prestasi sekolah pun akan lebih mudah diketahui oleh publik, terutama oleh orangtua siswa, manakala Bapak Ibu Guru mau menulis.Â
"Wawasan dari bapak Ibu guru pun akan lebih meningkat, karena setidaknya dengan menulis, mereka akan semakin tertantang untuk lebih banyak membaca," kata Acep Rizal.Â
Sekedar informasi tambahan, kepala sekolah muda ini awalnya berkarir sebagai guru olahraga. Diangkat sebagai PNS tahun 2009. Pertama diangkat, ditugaskan mengajar di SDN 2 Balokang kemudian pindah tugas ke SDN 2 Neglasari selama 4 tahun, lantas diangkat sebagai kepala sekolah sejak 2021 hingga sekarang.Â
Pria beranak 4 ini memiliki kemampuan seni yang sudah tidak diragukan lagi. Di event-event seni yang digelar oleh pemerintah Kota Banjar dan PGRI, Acep berperan sebagai pemain kendang. Jiwa seninya menurun dari ayahandanya, Pak Tono, seorang seniman Kota Banjar.Â