Dengan kemampuan literasi guru yang optimal, kata Acep, paling tidak akan membantu terekesposnya seluruh program yang dilaksanakan oleh sekolah. Seperti halnya kegiatan religi, seni budaya, kearifan lokal dan lain sebagainya. Prestasi sekolah pun akan lebih mudah diketahui oleh publik, terutama oleh orangtua siswa, manakala Bapak Ibu Guru mau menulis.Â
"Wawasan dari bapak Ibu guru pun akan lebih meningkat, karena setidaknya dengan menulis, mereka akan semakin tertantang untuk lebih banyak membaca," kata Acep Rizal.Â
Sekedar informasi tambahan, kepala sekolah muda ini awalnya berkarir sebagai guru olahraga. Diangkat sebagai PNS tahun 2009. Pertama diangkat, ditugaskan mengajar di SDN 2 Balokang kemudian pindah tugas ke SDN 2 Neglasari selama 4 tahun, lantas diangkat sebagai kepala sekolah sejak 2021 hingga sekarang.Â
Pria beranak 4 ini memiliki kemampuan seni yang sudah tidak diragukan lagi. Di event-event seni yang digelar oleh pemerintah Kota Banjar dan PGRI, Acep berperan sebagai pemain kendang. Jiwa seninya menurun dari ayahandanya, Pak Tono, seorang seniman Kota Banjar.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H