Mohon tunggu...
Encang Zaenal Muarif
Encang Zaenal Muarif Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis Lepas, Youtuber, Petani, Pebisnis Tanaman

Tak kenal maka tak sayang. Guru Bahasa Inggris di SMA Negeri 3 Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat. Pemilik kanal YouTube Abah Alif TV dan Barokah Unik Farm. Mantan wartawan dan Redaktur Pelaksana SK Harapan Rakyat. Ketua Yayasan Al Muarif Mintarsyah sekaligus pendiri SMP Plus Darul Ihsan Sindangkasih. Kini aktif di PGRI dan diamanahi sebagai Ketua PGRI Cabang Kec. Banjar dan sekretaris YPLP PGRI Kota Banjar. Untuk menyalurkan hobi menulis, aktif menulis di berbagai media cetak dan media online. Karena seorang anak petani tulen, sangat suka bertani dan kini menjadi owner Toko Barokah Unik Tokopedia, yang menjual berbagai jenis bibit tanaman, di antaranya bibit kopi, alpukat dan lain sebagainya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sejarah SMAN 3 Banjar; SMA PGRI yang Bermetamorfosis Jadi Sekolah Negeri

13 Januari 2024   08:00 Diperbarui: 14 Januari 2024   18:53 1851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Dokpri Encang Zaenal Muarif 

Walikota menyatakan, jika SMA PGRI menolak untuk dijadikan sebagai sekolah negeri, atau meminta kompensasi atas perubahan status menjadi negeri, maka Pemkot Banjar tetap akan menjalankan rencana pendirian SMAN 3 Banjar di lokasi yang berdekatan dengan SMA PGRI. Area SMA PGRI yang berdekatan dengan SMPN 5 dan SMEA Negeri Banjar (sekarang SMKN 1), termasuk rencana pembangunan SMAN 3 Banjar didesain oleh Walikota untuk menjadi area destinasi pendidikan di Kota Banjar agar arus transportasi terpusat atau satu arah.       

Tawaran Walikota Banjar untuk menjadikan SMA PGRI Banjar berubah status menjadi SMA Negeri 3 Banjar adalah pilihan yang dilematis bagi Drs. Tono Sartono dan pengurus PGRI lainnya. Berbagai pertanyaan muncul di benak mereka, “Bagaimana cara membujuk pengurus PGRI Provinsi dan YPLP PGRI Provinsi Jawa Barat agar legowo untuk melepas SMA PGRI Banjar”. Bagaimanapun, mengubah status menjadi sekolah negeri, mengandung makna yang luas, tidak hanya sekedar berubah nama, namun akhirnya akan berdampak pada lepasnya status kepemilikan aset.

Di sisi lain, jika SMA PGRI tidak diikhlaskan untuk menjadi SMA Negeri 3 Banjar, maka dipastikan SMA PGRI Banjar pun akan mengalami kemerosotan peminat (Tahun 2005, jumlah jumlah siswa SMA PGRI mengalami penurunan dibanding awal-awal pendirian, hanya berjumlah 7 kelas). Jika Pemkot Banjar mendirikan SMA Negeri 3 Banjar berdekatan lokasinya dengan SMA PGRI, maka orangtua siswa tentunya akan memilih SMA Negeri 3. 

Drs. Tono Sartono pun berkonsultasi dengan YPLP PGRI Provinsi dan Pengurus PGRI Provinsi Jawa Barat untuk memberikan respon atas tawaran Dr. Herman Sutrisno. Drs. Tono Sartono memaparkan kondisi yang terjadi saat itu. Belum ada respon dari Pengurus PGRI Provinsi saat itu.  

Seminggu setelah itu, Drs. Tono Sartono memediasi pertemuan antara Pengurus PGRI Provinsi dengan Walikota Banjar Dr. H. Herman Sutrisno. Pertemuan tersebut dihadiri pula oleh Pengurus YPLP PGRI Provinsi Jawa Barat dan Pengurus PGRI Kota Banjar. Semua pihak bersepakat untuk menyetujui perubahan status SMA PGRI Banjar menjadi SMA Negeri 3 Banjar.    

Hasil pertemuan tersebut menghasilkan Kesepakatan Bersama yang tertulis di atas Akta Notaris Amir Hussein Saleh, SH. Tanggal 1 Mei 2006 Nomor 3.- yang intinya YPLP PGRI Provinsi Jawa Barat menyerahkan SMA PGRI Banjar berikut personalia dan siswa-siswinya untuk dikelola dan dimiliki oleh Pemerintah Kota Banjar tanpa kompensasi, serta statusnya diubah menjadi SMA Negeri 3 Banjar. 

Keesokan harinya, yaitu pada tanggal 2 Mei 2006, kesepakatan bersama tersebut diiringi oleh keluarnya Keputusan Walikota Banjar Nomor 421.3/Kpts.81-Huk/V/2006 Tentang Perubahan Status SMA PGRI Banjar menjadi Sekolah Menengah Atas (SMA Negeri 3 Banjar) Hasil Perubahan Status SMA Negeri 3 Banjar sejak tanggal 2 Mei 2006 sampai dengan waktu yang tidak terbatas. 

Ketika itu, di hadapan para pengurus PGRI Kota Banjar, Walikota Banjar Dr. Herman Sutrisno mengatakan, PGRI Kota Banjar jangan sungkan-sungkan untuk menggunakan fasilitas yang ada di SMA Negeri 3 Banjar demi kepentingan dan aktivitas organisasi PGRI. Bahkan Dr. Herman mengatakan, sebagai wujud dalam mengayomi antara pemerintah dengan organisasi PGRI dan YPLP PGRI Kota Banjar, mempersilahkan salah satu ruangan di SMA Negeri 3 Banjar diatur untuk dipakai aktivitas oleh Pengurus PGRI Kota Banjar dan YPLP PGRI Kota Banjar.

Pepatah Bung Karno mengatakan, Jas Merah, jangan sekali-kali melupakn sejarah. Berubahnya status SMA PGRI menjadi SMA Negeri 3 Banjar tidak serta merta meluluhlantakan tanda terimakasih dan kebanggan Pemerintah Kota dan warga Masyarakat Kota Banjar kepada SMA PGRI yang telah sekian lama ikut mengukir tinta emas di bidang pendidikan di Kota Banjar. 

Alasan utama pengurus PGRI melepas SMA PGRI Banjar tanpa kompensasi adalah murni demi tercapainya kuantitas dan kualitas pendidikan di Kota Banjar. Setahun sejak berubah status menjadi SMA Negeri 3 Banjar, tepatnya 24 September 2007, Kepala SMAN 3 Banjar Drs. Tono Sartono memasuki masa pensiun dan jabatan kepala sekolah SMA Negeri 3 Banjar pun dilanjutkan oleh Drs. H. Kusdiaman, M.Pd hingga Oktober 2020.

PERKEMBANGAN SMAN 3 BANJAR

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun