Mohon tunggu...
Encang Zaenal Muarif
Encang Zaenal Muarif Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis Lepas, Youtuber, Petani, Pebisnis Tanaman

Tak kenal maka tak sayang. Guru Bahasa Inggris di SMA Negeri 3 Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat. Pemilik kanal YouTube Abah Alif TV dan Barokah Unik Farm. Mantan wartawan dan Redaktur Pelaksana SK Harapan Rakyat. Ketua Yayasan Al Muarif Mintarsyah sekaligus pendiri SMP Plus Darul Ihsan Sindangkasih. Kini aktif di PGRI dan diamanahi sebagai Ketua PGRI Cabang Kec. Banjar dan sekretaris YPLP PGRI Kota Banjar. Untuk menyalurkan hobi menulis, aktif menulis di berbagai media cetak dan media online. Karena seorang anak petani tulen, sangat suka bertani dan kini menjadi owner Toko Barokah Unik Tokopedia, yang menjual berbagai jenis bibit tanaman, di antaranya bibit kopi, alpukat dan lain sebagainya.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Kesalahan Berbahasa pada Proses Debat Capres

7 Januari 2024   21:12 Diperbarui: 7 Januari 2024   21:35 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar : JawaPos.com

Sebagai seorang guru bahasa, meskipun bukan guru Bahasa Indonesia, telinga saya seringkali tergelitik ketika mendengar seorang pembicara, entah itu seorang Youtuber, atau host sebuah program TV, politisi, atau siapapun yang melakukan kesalahan dalam berbahasa Indonesia, dan kesalahan tersebut seringkali berulang. 

Salah satu kesalahan yang sering saya dengar adalah pemborosan kata yang diucapkan oleh seorang pembicara. Berikut ini contohnya: 

Pemborosan Kata "Kalau Misalkan" 

Mungkin Anda juga sering dengar, seorang pembicara mengucapkan gabungan kata-kata "kalau misalkan".  Padahal, dilihat dari fungsinya, kalau dan misalkan adalah dua kata yang memiliki makna yang sama, digunakan untuk sebuah kalimat pengandaian. 

Lucunya, kata-kata "kalau misalkan" ini sangat sering digunakan bahkan oleh orang-orang yang pendidikannya tergolong tinggi. Bahkan saya pernah mendengar, seorang pembawa acara TV ternama yang berkali-kali mengucapkan kata "kalau misalkan".

Contoh penggunaan kalau dan misalkan yang salah seperti halnya : "Kalau misalkan Bapak terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia, apa yang akan Bapak lakukan?", Seharusnya cukup pertanyaannya seperti ini, "kalau  Bapak terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia, apa yang akan Bapak lakukan?", atau jika ingin menggunakan kata misalkan, kata kalau cukup diganti dengan misalkan. 

Pemborosan Kata Campuran Bahasa Indonesia dan Bahasa Asing

Saya mendengar pemborosan kata ini dari salah seorang calon pemimpin negeri ini, namun tak akan saya sebutkan namanya. Pada acara debat capres, seorang capres mengungkapkan,"Hal ini sangat jelas dan clear". Lho, jelas dan clear adalah dua kata yang sama artinya 😀. Bedanya, clear berasal dari Bahasa Inggris. 

Saya tidak tahu maksud penggunaan bahasa asing yang digunakan pembicara, apakah supaya terlihat keren terdengar oleh masyarakat awam, hanya sekedar penekanan atau untuk memperpanjang durasi pidatonya saja (killing the time). 

Sebagai penulis yang menjunjung tinggi netralitas dalam hal politik, saya tidak memiliki tendensi untuk memihak calon manapun. Saya hanya ingin menghimbau kepada siapapun Anda, calon pemimpin di masa yang akan datang, terutama para pelajar, mahasiswa serta para aktivis, belajarlah Bahasa Indonesia yang baik dan benar, agar ketika Anda menjadi pemimpin, selain memiliki kapabilitas yang mumpuni dari segi kinerja, juga memiliki kemampuan komunikasi sesuai kaidah penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun