Mohon tunggu...
Alan Barok
Alan Barok Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Seorang Ayah, Seorang Suami dan Seorang Anak

Sederhana dan Menyederhanakan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menerimamu Tanpa Syarat

29 November 2012   00:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:31 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Manusia, merupakan salah satu makhluk yang diciptakan tuhan yang ada di muka bumi ini, akal menjadi pembeda dengan makhluk lainnya. Dengan akal manusia akan dapat membedakan mana yang baik dan tidak. Posisi akalpun memiliki peranan yang signifikan dalam diri manusia, sehingga menjadi control semua perilakunya.

Namun walaupun semua manusia memiliki akal yang sama, outputnya akan berbeda-beda antara satu dan lainnya.

Dengan berbagai perbedaan yang dimiliki individu, maka masih pantaskah kita untuk menerima seseorang dengan syarat. Ya...Terkadang dalam keseharian, kita akan menerima seseorang manakala dia memenuhi standar yang kita punya, dengan beralasan prinsip kita seringkali menjudge seseorang yang berbeda dengan kita adalah salah. Terlebih jika sudah menyangkut masalah agama,  kita sudah “merasa” menjalankan semua aturan tuhan.  Sehingga manakala kita melihat seseorang yang tidak menjalankan apa yang kita jalankan, atau bahkan dia melakukan apa yang tidak kita suka, maka stempel salahpun kita berikan.

Padahal sejatinya setiap individu itu unik, Gaya hidup manusia tidak ada yang identik sama, sekalipun pada orang kembar. Sekurang-kurangnya ada dua factor yang menunjukkan gaya hidup seseorang menjadi unik, kekuatan dari dalam diri yang dibawa sejak lahir dan kekuatan yang datang dari lingkungan dimana individu itu berada. Dengan adanya perbedaan lingkungan dan pembawaan, maka tidak ada manusia yang berperilaku dalam cara yang sama.

Sehingga bagi kita kemampuan untuk menerima tanpa syarat adalah hal yang sangat urgent. Boleh saja kita berfikir ideal, namun dalam tataran gerakan sudah sepantasnya kita untuk membuka tangan kita untuk menerima semua perbedaan. Perbedaan merupakan pemersatu untuk meningkatkan saling pengertian. Saling memahami, saling mengayomi dan saling mnegasihi. Karena dia begitu indah untuk kita tolak hanya karena dia beda dengan kita.

Terimalah dia apa adanya

Karena dia adalah dia

Dia bukan kita

Hanya satu yang sama

Kita diciptakan oleh tuhan yang sama

Allah swt

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun