Mohon tunggu...
Abah Amin
Abah Amin Mohon Tunggu... Pengelola Media Online, Penulis, Pengurus Komunitas Berbasis Pemberdayaan Masyarakat -

Hobi menulis, blogger (seputar wisata Bandung, wisata Jabar, dan blog pendidikan), aktivis komunitas pemberdayaan masyarakat di Bandung, dan pengelola akun media sosial promosi wisata Bandung. Menjadikan kegiatan menulis sebagai media katarsis. Berpikir, berkarya, dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menumbuhkembangkan Potensi Bahasa dan Sastra di Sekolah

8 Desember 2010   18:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:54 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Selain itu, sebagian besar guru bahasa dan sastra di sekolah juga sangat kurang memperkenalkan sastrawan atau ahli bahasa kepada siswa. Oleh karena itu, wajar jika sebagian besar siswa tidak mengenal sastrawan dan ahli bahasa. Padahal, biodata dan karya sastrawan dan ahli bahasa merupakan pengetahuan yang harus dimiliki siswa di tiap jenjang pendidikan di sekolah. Untuk itu, sekali-kali bisa diadakan acara di sekolah yang berhubungan dengan bahasa dan sastra. Di sekolah dapat diadakan perayaan mengenang sastrawan, lomba membuat karya sastra, musikalisasi puisi, pekan teater, lomba kebahasaan, dan lain-lain. Guru pun dapat memberikan motivasi lain, misalnya dengan memberi nilai lebih pada siswa yang karya tulisannya dimuat di media massa. Dengan demikian, materi pembelajaran yang didapat di kelas bisa diaplikasikan.

Menyangkut hubungan pembelajaran sastra dengan dunia luar sekolah, siswa pun sewaktu-waktu dikenalkan dengan kegiatan-kegiatan komunitas kebahasaaan dan kesastraan yang ada di daerah masing-masing. Ajaklah siswa untuk menghadiri acara pembacaan puisi, pelatihan menulis, pentas drama, atau dikenalkan dengan lembaga/komunitas yang berhubungan dengan bahasa dan sastra (misalnya Balai Bahasa, penerbit, redaksi media cetak, group teater, perpustakaan daerah, jurusan bahasa dan sastra Indonesia yang ada di perguruan tinggi, dll). Dengan begitu, diharapkan siswa mendapatkan input lain yang berbeda dengan yang mereka serap selama ini di kelas. Hal ini tentunya akan menambah khazanah keilmuan bahasa dan sastra bagi siswa. Nilai positif lainnya adalah adanya kepercayaan diri siswa untuk serius mendalami bahasa dan sastra tanpa ada stigma masa depan yang suram. Ada beragam ruang dalam kehidupan ini yang bisa dijelajahi dengan pandai berbahasa dan bersastra. Sudah saatnya pembelajaran bahasa dan sastra tidak berputar-putar dalam labirin teori atau pola belajar yang kaku. Oleh sebab itu, baik guru maupun siswa hendaknya mulai belajar bahasa dan sastra dengan pola link and match, sebab dunia sekarang menuntutnya demikian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun