Pada akhirnya, kebiasaan berhumor ria dalam masyarakat Sunda telah menjadikannya bagian hidup yang dapat menggugah kesadaran kita sebagai manusia. Urang Sunda yang suka dengan humor sebetulnya tengah mewujudkan sebuah ketenangan otak dan batin dalam posisi menurut ukuran hidup yang ideal. Kita telah jengah dan lelah dengan kondisi bangsa yang tidak kunjung beranjak lebih baik. Hampir setiap minggu selalu ada kabar buruk baru yang kurang mengenakkan, dari kasus video mesum artis, teroris, ledakan elpiji, gosip murahan para artis, hingga lumpur yang tak kunjung lenyap luapannya. Kalau kata si Kabayan mah: “Batur mah geus indit ka bulan, urang mah masih keneh ngaributkeun anggota dewan nu bolos kerja. Batur ma geus nyieun bom nuklir, urang mah ngurus gas elpiji 3 kg nu ngabeledug wae!” (Orang lain mah sudah pergi ke bulan, kita masih meributkan anggota dewan yang bolos kerja. Orang lain sudah membuat bom nuklir, kita masih ngurus gas elpji 3 kg yang meledak terus!).
*** Abah Amin: pegiat humor Sunda, penulis, editor, redaktur majalah humor Sunda Cakakak, pendiri komunitas Banyolan Sunda .
(Tulisan ini dimuat di Kompas-Jabar, Kamis, 29 Juli 2010)