Mohon tunggu...
Purnama Syaepurohman
Purnama Syaepurohman Mohon Tunggu... Dosen - Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, Sustainability provocateur, open mind, Edukasi, Literasi Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Disfungsi Literasi di Antara Kita

16 Januari 2025   18:06 Diperbarui: 16 Januari 2025   18:06 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

     

Functional Illiteracy, atau Disfungsi Literasi adalah fenomena yang benar-benar penulis hadapi ketika berinteraksi dengan mahasiswa. Dan jika difikir lebih menjauh, ternyata ada sedikit bukti pada mahasiswa program magister. Bukti yang banyak pada mahasiswa program sarjana. Semisal, saat seminar proposal skripsi, ada tulisan Uji Simultan, dia salah tulis, ditulisnya Uji Slimutan.

Ketika rekan penguji menyampaikan pertanyaan, apa yang dimaksud dengan Uji Slimutan? Sang mahasiswa sibuk mencari rujukan di komputer dan file digitalnya. Inilah bukti di antara beberapa bukti penting lainnya yang berkaitan dengan kondisi disfungsi literasi atau functional illiteracy. Mahasiswa punya kemampuan literasi rendah. Mampu memahami bacaan atau hitungan sederhana, tetapi ketika lebih kompleks, mereka tidak mampu memahaminya. Mereka akan kesulitan dalam memahami bacaan dan kalkulasi atau hitungan yang membutuhkan keterampilan literasi tingkat tinggi.

Penulis berfikir bahwa apa yang kita tulis atau baca, seyogyanya bisa dipahami. Tetapi dengan berkembangnya teknologi saat ini, mahasiswa mudah untuk menemukan sesuatu. Bisa menyampaikan sesuatu, tanpa memahami sesuatu itu secara mendalam/komprehensif. Diskusi kelas bisa berlangsung dengan pertanyaan-pertanyaan yang sulit, dan dapat dijawab dengan merujuk chatgpt, gemini, atau copilot maupun google search. Tapi ketika diminta menjelaskan lebih lanjut, dengan bahasa sendiri, mereka akan kesulitan. Karena memang mereka baru membacanya, baru tahu, dan bahkan tidak memahami apa yang sebenarnya dibaca atau diperdebatkan tersebut.

Apa yang bisa dilakukan untuk membasmi Disfungsi Literasi?

Disinilah peranan sekolah dan keluarga untuk berusaha keras meningkatkan literasi fungsional dengan berfokus pada membaca komprehensif/membaca pemahaman, penguasaan Bahasa, dan penerapan keterampilan literasi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini membutuhkan konsistensi dalam praktik dan pembiasaan (habituasi) di kelas dan di luar kelas. Berarti oleh guru dan orangtua/wali siswa juga terlibat.

Disfungsi literasi dapat berdampak negatif terhadap perkembangan kepribadian anak, kesempatan ekonomi dan interaksi sosial. Kondisi ini sering berhubungan dengan tingkat ekonomi rendah dan risiko tinggi bertindak kriminalitas. Inilah bahaya laten yang diam-diam merasuki masyarakat kita. Masyarakat yang malas menghafal perkalian dasar, dan hanya membaca hal-hal yang dangkal.

Rujukan:

1. Wikipedia

2. frontiersin.org

3. files.eric.ed.gov.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun