Mohon tunggu...
Purnama Syaepurohman
Purnama Syaepurohman Mohon Tunggu... Dosen - Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, Sustainability provocateur, open mind, Edukasi, Literasi Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

No More Bets, Kisah tentang Keserakahan Manusia

7 November 2024   15:48 Diperbarui: 7 November 2024   15:48 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompas.com: Ilustrasi judi online, judi slot.(SHUTTERSTOCK/MARKO ALIAKSANDR)

Warga China korban trafficking tersebut ditahan paspor dan handphone nya. Mereka dipaksa bekerja di luar perikemanusiaan. Mereka dipaksa untuk mengirimkan pesan kepada keluarga di China Daratan, bahwa mereka baik-baik saja.

Di dunia nyata, korban human trafficking Judol bukan hanya dari China, tetapi juga dari negara lain, seperti Indonesia. Film menggunakan nama negara fiktif, Venna,  dengan tulisan mirip bahasa Vietnam. Dunia nyata mengenal negara Indonesia, Thailand, Malaysia, Kamboja, dan Myanmar sebagai negara yang menjadi tempat terjadinya judol yang dikelola warga negara China. Bbc.com pada edisi 3 Desember 2023, menjelaskan bahwa mafia China sudah berkuasa selama 14 tahun di kota Laukkaing, perbatasan antara Myanmar dengan China.

Sebenarnya bukan hanya Judol, tetapi juga turunannya seperti scaming, dan penipuan kartu kredit dan jenis lainnya. Detik.com edisi 4 Agustus 2023 menuliskan 84 warga China menjalankan praktik love scamming, berupa "video call seks" untuk menjerat korbannya. Dijalankan dari Pulau Batam, Indonesia.

Pan Sheng, tokoh pada film ini, dijanjikan untuk bekerja di perusahaan gim di Singapura. Ceritanya ada waktu transit 10 jam di negara Venna. Mereka sepakat untuk bersenang-senang. Dan disitulah bencana bermula. Kakitangan bandar sudah mengambil paspor mereka. Mereka digiring ke suatu lokasi tempat perbudakan modern terjadi. Pan Sheng pergi dari China, karena karir di tempat kerja asalnya tidak berkembang, dikalahkan oleh seseorang yang lebih muda.

Tokoh Liang Anna, ketika sudah pulang kembali ke negara nya, menggunakan pakaian blus bercorak batik Indonesia. Secara samar film ini memberikan peringatan tentang potensi Indonesia sebagai tujuan bandar judi China.

Tokoh ini dijebak oleh temannya sendiri. Sehingga pergi ke luar negeri. Menjadi host judi secara daring yang dikelola secara licik bersama ahli komputer yang dipaksa bekerja oleh pengelola. Seorang model yang akhirnya bisa pulang dengan selamat, karena bantuan dari orang dalam dari mafia judol China ini.

Jika anda generasi lampau, yang mencoba untuk memiliki akun TikTok. Jika ada akun perempuan meminta berteman, anda buka profilnya, terdapat belasan unggahan bernuansa pamer kekayaan/flexing, maka tidak usah percaya begitu saja. Itulah akun yang dikelola mereka. Mengaku sebagai warganegara Singapura atau Malaysia, lalu mulai bertanya-tanya tentang diri kita.

Digambarkan pula bagaimana ketegasan dari Pemerintah China untuk pemberantasan penipuan daring ini, karena walaupun beroperasi di luar negeri, korban dan pelakunya berasal dari dalam negeri. Kripto, termasuk yang menjadi biang keladi kehancuran ekonomi pada film ini. Rumah digadaikan untuk beli aset kripto  lalu uang ditarik di ATM di berbagai rekening, dan tiba-tiba akun yang membantu memblokir nomor korban. Uang hilang begitu saja.

Metode Judol dijelaskan pada film ini. Saat seseorang mulai klik masuk bermain, maka akan dijerat dengan pola tertentu. Menang. Setelah itu akan kalah, lalu menang dan menang. Sehingga akan terbuai untuk terus bermain. Itulah judi. Bandar selalu menang.

Ketika korban sudah kehilangan uang, maka akan diiming-imingi untuk meminjam oleh "penasehat terpercaya", diarahkan ke jasa pinjaman online yang sudah bekerjasama dengan mereka, dan dihisap hartanya sampai habis.

Ketika seseorang sudah terjerumus pada Judol, maka ia akan berhutang kepada siapa saja yang dikenalnya. Lalu pada tahap tertentu akan melakukan tindakan kriminal demi mendapatkan uang. Di puncak sakitnya, ia akan frustasi sampai menghilangkan nyawa karena tidak sanggup untuk menahan derita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun