Mohon tunggu...
Giwangkara7
Giwangkara7 Mohon Tunggu... Dosen - Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, sustainability provocateur, open mind,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kecerdasan Generatif dan Institusi Persekolahan

29 Juni 2023   20:21 Diperbarui: 29 Juni 2023   20:37 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Murid dan mahasiswa jaman sekarang membaca teks pada berbagai moda. Kalau jaman dahulu pada buku, kamus, majalah, ensiklopedia dan teks sejenisnya, kini semuanya bisa didapatkan secara daring, secara elektronik. Bahkan pengertian teks juga meluas daripada sekedar tulisan. Penafsiran teks saat ini bisa juga berupa video, grafis visual, dan turunannya di media sosial. Kedigdayaan guru dalam menguasai literasi teknologi informasi, pada banyak kasus, dikalahkan oleh murid atau mahasiswanya.

Pada Kompas 28 Juni 2023 disampaikan data penelitian bahwa sektor pendidikan 33% terpengaruh oleh IA (kecerdasan buatan). Hal ini tentu saja menjadi antisipasi bagi para dosen dan birokrat pendidikan di kampus-kampus. Jika ada sesuatu yang baru, reaksi kita antara tiga. Menolak atau menyangkal, menerima dengan filter atau defens tertentu, dan menerima seratus persen. Menurut bahasa sederhana penulis. Penemuan kecerdasan tiruan yang menyimpulkan dari data yang mereka kumpulkan, dapat menyimpang dari kebenaran. 

Oleh karena itu, maka para dosen dan birokrat pendidikan harus mampu mengelola hal tersebut, menjadi lebih pintar daripada kecerdasan buatan. Tujuan perkuliahan jangan diabaikan karena kemudahan pakai kecerdasan buatan. Apabila kita sebagai pengajar hanya terpaku pada literasi ilmu pengetahuan yang biasa-biasa saja, maka pengalaman perkuliahan kita akan menjadi kurang menarik bagi mahasiswa sang generasi z. Oleh karena itu perlu dipikirkan tentang kontekstualitas pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. 

Sehingga mereka akan merasakan bahwa pembelajaran bermanfaat bagi kehidupannya. Pada video Rhenald Kasali di Youtube pernah dibincangkan bahwa hanya 20 % saja apa yang dikuliahkan dipakai oleh para pekerja Freeport yang berasal dari universitas ternama di Indonesia. Maka dari itu, sangat penting bagi kampus-kampus, baik swasta dan negeri, untuk memberikan pengalaman pembelajaran bagi mahasiswa yang sesuai dengan kebutuhan di dunia kerja. Mendorong mereka agar bisa memiliki mindset bertumbuh. Sehingga mampu beradaptasi dengan jenis-jenis pekerjaan baru yang makin lama semakin banyak, dan tidak diajarkan di bangku persekolahan maupun perkuliahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun