Mohon tunggu...
Giwangkara7
Giwangkara7 Mohon Tunggu... Dosen - Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, sustainability provocateur, open mind,

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Golongan Prekariat

5 Januari 2023   10:14 Diperbarui: 5 Januari 2023   10:23 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ada satu istilah yang menarik untuk dibahas. Pada satu aliran keilmuan yang membahas manusia dengan sistem kelas. Cara pandang kelas. Kelas borjuis dan kelas proletar. Aliran keilmuwan yang memandang dunia sebagai sistem kelas ini masih terus berkembang. Masih ada para pendukungnya yang mengembangkannya sampai saat ini. 

Dalam diskusi dengan seorang teman, mahasiswa S3 dari Driyarkara, saya menangkap bahwa bahasan sistem kelas ini juga masih relevan. Walaupun mungkin akan berhadapan dengan sistem aliran keilmuan lain yang lebih mapan. Ada kasta baru yang berkembang di kalangan masyarakat kita. Tetapi mereka tidak terjangkau oleh sistem jaring sosial yang dikeluarkan pemerintah.

Mereka adalah korban sistem outsourcing ataupun offshoring. Mereka tidak bisa digolongkan sebagai keluarga miskin. Karena mereka memiliki sepeda motor lebih dari satu, untuk aktifitas bekerja di kota besar yang murah. Bahkan mungkin memiliki atau menggunakan mobil untuk transportasi menuju dan saat bekerja, karena kebutuhan kerja.  Mereka berpendidikan tinggi yang cukup lumayan mentereng, bahkan ada yang sudah S2 maupun S3. Mana mungkin mereka mau untuk mengantri untuk mendapatkan surat bukti tidak mampu. Tetapi mereka bekerja dalam sistem kontrak, bukan pekerja tetap. Gaji cukup besar, tetapi tidak mempunyai jaminan masa tua yang memadai dari tempat kerjanya, kecuali jika menguasahakan sendiri.

Saya mencari data tentang prekariat di Indonesia, sangat jarang. Bahasan ini ada di situs organisasi buruh, hanya sedikit. Mencari di jurnal ilmiah, ada beberapa jurnal berbahasa asing yang membahas masalah ini. Sudut pandang prekariat memang tidak menguntungkan bagi korporasi besar. Tetapi penting bagi para ilmuwan untuk melihat dunia pekerja jaman sekarang dari sudut pandang teori tertentu. Untuk memperkaya sudut pandang, sehingga diperoleh solusi permasalahan sosial yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Para guru, dosen, di sektor swasta adalah golongan prekariat. Demikian pula pekerja dalam dan luar negeri yang menggunakan sistem kontrak. Beberapa bukan termasuk golongan ini, sebagian besar ya.  Di negara-negara maju di Eropa, fenolena prekariat juga muncul dan menjadi topik bahasan yang menarik secara politik.

Kontribusi golongan ini terhadap roda pembangunan cukup besar. Karena mereka adalah kalangan terdidik. Pemerintah perlu memberikan perhatian terhadap kalangan prekariat ini, sehingga mereka dapat lebih profesional dalam bekerja, mencapai kesejahteraan secara finansial, spiritual, maupun mental.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun