Mohon tunggu...
Giwangkara7
Giwangkara7 Mohon Tunggu... Dosen - Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, sustainability provocateur, open mind,

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Produktifitas pada Ramadan

11 April 2022   07:59 Diperbarui: 11 April 2022   08:03 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan Ramadan adalah bulan penuh berkah, dengan berpuasa kita dilatih untuk berempati dengan kaum papa yang sehari-hari terbiasa menahan lapar dan haus. Selain itu bulan puasa juga mengandung hikmah kesehatan, karena memberikan waktu kepada tubuh untuk beristirahat dari rutinitas di dalam perut, memproses asupan makanan.

Pada bulan ini dianjurkan untuk memperbanyak beribadah. Baik ibadah yang vertikal kepada Allah, maupun bercorak horisontal kepada sesama makhluk hidup. Karem Benzema tetap berlatih dan berprestasi, walaupun dia tetap berpuasa. 

Pada saat bulan puasa, tradisi sholat Tarawih menjadi rutinitas baru yang memakmurkan masjid. Penyediaan takjil (menu buka puasa) marak di berbagai lokasi, bahkan oleh kalangan non muslim juga turut memberikan takjil. 

Kampus UMY di Yogyakarta memberikan 4000 takjil kepada para mahasiswanya setiap hari, beberapa kampus perguruan tinggi milik Muhammadiyah/Aisyiyah membagikan takjil kepada masyarakat sekitar kampus.

Ibadah dalam Islam mempunyai dua pengertian, ibadah yang wajib dilakukan dan ibadah berupa berbuat kebaikan. Tersenyum saja termasuk ibadah. Maka dalam beribadah puasa, muslim juga diharapkan tidak mengurangi ibadah dalam bentuk yang horisontal. Bekerja adalah beribadah, memenuhi hajat hidup keluarga. 

Maka jika berpuasa diartikan dengan berhenti sejenak dalam bekerja itu adalah hal yang kurang baik, bahkan pada jaman Nabi, pernah berperang pada saat Ramadan. Etos kerja dalam Ramadan harus terus dipelihara, dan bahkan diperbanyak, menjadi lebih produktif. Kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas tetap harus dilakukan.

Kaum muslimin aktif di bulan puasa ini, pada sore hari, berbagai penganan takjil merebak, motor-motor berseliweran, bahkan terjadi antrian. Aktif dalam mencari alat untuk "membunuh" rasa lapar dan haus. Mengumbar perasaan berlebihan kadang menimbulkan kemubadziran, tidak termakan atau terminum. 

Padahal nikmat berpuasa itu pada tegukan pertama saat berbuka, selebihnya biasa saja dan sama saja harganya, apakah itu paket berbuka di hotel berbintang atau jajanan gorengan di mamang pinggir jalan raya penuh debu.

Jika dahulu hiburan televisi mendominasi, pada saat ini jejaring internet menjadi pengganti. Berpuasa menjadikan waktu untuk melihat layar gadget menjadi lebih lama. 

Sejak bangun sahur sampai menjelang berbuka. Bahkan seringkali kita mundur-mundurkan waktu sholat shubuh karena keasyikan "maen hape". Ke Mesjid menjadi malas, pada hari biasa jarang, karena sibuk kerja, pada bulan Ramadan, ketika ada peluang, juga tetap malas, karena terbius oleh layar touch screen ber magic.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun