Mohon tunggu...
Giwangkara7
Giwangkara7 Mohon Tunggu... Dosen - Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, sustainability provocateur, open mind,

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Puasa dan Mimisan

10 April 2022   05:09 Diperbarui: 10 April 2022   05:43 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puasa pertama selalu menjadi perhatian penting dalam keluarga kecil. Saat anak pertama kali menjalankan ibadah puasa. Anak pertama sudah berhasil puasa saat usia enam tahun. Bahkan saat itu sedang ada di negara lain. Saat puasa lebih panjang dari di tanah air. 

Anak kedua juga berhasil menamatkan puasa pertamanya, saat usia lima tahun setengah. Walaupun ada sedikit drama seperti ipin upin, "hah gak makan? matilaah!!! katanya. Tetapi saat menjalani ternyata tidak seperti yang diperkirakan, bisa menahan lapar sampai waktu sholat magrib.

Anak ketiga lain lagi. Saat ini usianya lebih dari enam tahun. Mendengar puasa itu tidak makan, maka dia merasa agak takut. "Ya udah ade puasanya sampai jam dua belas saja. Makan lalu puasa lagi!". Begitu ujarnya. 

Hari pertama puasa, Sabtu itu, dengan sedikit drama, akhirnya bisa menyelesaikan puasanya sampai magrib. Alhamdulillah!. Tetapi pada hari itu, ia mengeluarkan darah dari hidungnya. Mimisan!.

Hari kedua juga demikian, puasa penuh dan mimisan.

Hari ketiga puasa penuh, dan mimisannya lebih banyak, darah kental keluar lebih banyak.

Menimbang hal tersebut, sebagai orangtua pastinya merasa khawatir. Lalu mengkonsultasikan hal tersebut ke dokter. Dan hari keempat itu tidak membangunkannya untuk  makan sahur sebelum berpuasa. 

Menurut dokter, anak ketiga saya mengalami dehidrasi, makanya mimisan. Faktor lainnya adalah penggunaan pendingin ruangan (air conditioner) yang terlalu sering. Sehingga mempengaruhi tubuhnya yang kekurangan cairan. Memang, penggunaan pendingin ruangan menjadi lebih ekstensif di saat bulan puasa ini. Siang hari sudah dihidupkan. 

Akhirnya kami putuskan untuk berhenti berpuasa selama dua hari. Sampai keadaan betul-betul kondusif bagi tubuhnya. Penggunaan pendingin ruangan dari AC dialihkan ke kipas angin. Puasa baginya dalam pemantauan. Tidur siang atau tidur pagi dipaksakan untuk menjaga kondisi badannya. Godaan puasa generasi sekarang adalah terlalu banyak mengkonsumsi aplikasi game, sehingga kadang waktu tidur dan rasa kantuknya terganggu.

Kini, dia sudah bisa berpuasa lagi. Dengan pemantauan lebih ketat untuk menjaga kondisi tubuhnya. Tubuh anak ketiga ini memang lebih kurus daripada kakak-kakaknya. Asupan makanan dan minuman selama berpuasa sangat diperhatikan. Demikian kisah puasa dan mimisan di keluarga kecil kami. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun