Mohon tunggu...
Giwangkara7
Giwangkara7 Mohon Tunggu... Dosen - Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, sustainability provocateur, open mind,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Heutagogi

25 Juni 2020   09:42 Diperbarui: 25 Juni 2020   09:48 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebagai seorang pengajar, kuli spidol, saya ternyata ketinggalan informasi. Ternyata ada istilah baru di dunia pendidikan, yaitu Heutagogi. Saya dapatkan dari materi Pelatihan pelatih Training of Trainer bagi Pembelajaran Daring di tempat saya kerja, Universitas Amal Usaha Muhammadiyah di Jakarta yang dulunya berbentuk IKIP

Saya buka-buka laman internet ada juga tulisan tentang ini oleh Pak Muhlas Samani, seorang mantan birokrat Pendidikan level nasional. Wah ternyata konsep ini menarik juga. Terutama bagi kaum kolonial yang akan bersinggungan dengan kaum milenial dan adik-adiknya. 

Narasumber kami adalah pensyarah dari universitas negeri yang asalnya juga IKIP di Malang, jurusan Teknologi Pendidikan. Materi yang disampaikan cukup mengguncang kejumudan otak kami saat mengajar selama ini. Bagaimana selama ini kita tidak pernah memikirkan fungsi translator sebagai pengayaan materi. 

Kita bisa mendapatkan materi yang tidak terpikirkan sebelumnya. Misalnya lema Pendidikan Kesehatan. Dicari di G Translate padanannya di Bahasa Mandarin. Lalu copy paste, search, dan ditemukanlah berbagai materi dalam bahasa itu. kemudian klik kanan kursor, cari translate this page. Maka kita akan memperoleh materi pengetahuan Pendidikan Kesehatan yang terjadi di Tiongkok atau Taiwan. Dalam bahasa Indonesia tentunya. 

Pemanfaatan QR bisa dimaksimalisasi, sesuai dengan gaya belajar generasi sekarang. Kemudian memperkaya pengetahuan dengan teknik scaffolding. Mencari steger untuk membantu memperluas wawasan seperti teorinya Vygotsky

Saat ini pembelajaran sudah sedemikian mudah, maka pendekatan Heutagogi sudah menjadi keniscayaan. Self determined Learning. Siswa atau mahasiswa bisa belajar sekaligus bermain, bermain sekaligus belajar, dengan berbantuan teknologi. Maka literasi teknologi itu sangat penting. Pak Henry, nama narasumber kami, mengajarkan bagaimana mencari data dengan cara yang tidak bisa, memanfaatkan translator. 

Selain itu, ada juga trik-trik untuk memanfaatkan piranti lunak anti plagiat, untuk memperkuat perilaku belajar siswa/mahasiswa. Sehingga mereka belajar sungguh-sungguh dengan keterampilan belajar berfikir tingkat tinggi. Selain itu, yang jadi masalah adalah penyimpanan data, dan juga jejaring. Ternyata banyak juga yang bisa murah dan mudah, asalkan bisa memahami sedikit teknis teknologi. Masalah mini server, akses dijital, dan smart routers ternyata ada solusinya bagi yang punya keterbatasan.  Diluar sana, Heutagogy sudah dibahas sejak tahun 2015, saya temukan. Betul-betul ketinggalan jaman ;) saya. Link-nya DISINI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun