Pertama kali ke Brunei
Menaiki Royal Brunai Airlines dengan kode penerbangan BWN.
Sebagai bagian dari rombongan yang membawa para pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah untuk mengunjungi dan menjajaki kerjasama dengan perguruan tinggi di Brunei dan Filipina. 3o PTMA dengan 38 peserta yang dipimpin oleh Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dengan dihadiri oleh Ketua dan Wakil Ketuanya, Prof. Lincolin Arsyad dan Prof Edy Suandi Hamid.
Perjalanan sekitar 1 jam 50 menit. Makanan pesawat yang halalan toyyiban tentu saja. Pesawatnya biasa saja, berbeda dengan pesawat Royal Brunai Airlines yang menuju ke Manila, (ada layar hiburan di setiap bangku).Â
Hari pertama melewati imigrasi dengan aman dan nyaman, lanjut menuju hotel dengan dua mikro bis. Karena kelas hotel yang biasa saja, maka kami bergerak keluar untuk mencari makan malam. Sebuah restoran rekomendasi. menempuh perjalanan dari hotel. Menyinkron jalanan mulus tanpa sepeda motor. Sesuatu yang mengherankan bagi warga negara Indonesia yang terbiasa dengan hiruk pikuk sepeda motor, apalagi di Jakarta.Â
Restoran tergantung pada kesulitan melayani kami untuk 38 orang. Ada beberapa pesanan tidak datang, dan juga mungkin karena ada pesanan atas pesanan, satu jam lama, dan meja lain belum pernah sama. Staf yang sedikit, dan pola layanan yang per meja, membuat beberapa meja tidak maksimal untuk menu yang dipesan.Â
Penduduk Brunei sekitar 400.000 an. Kotanya asri dan nyaman. Bersih dan rapih. Setiap penunjuk jalan menggunakan bahasa Melayu dan tulisan arab / jawi / pegon.Â
Kita mengunjungi Universiti Brunai Darussalam, Universiti Teknologi Brunai, dan KUPU SB (Kolej Universiti Perguruan Ugama Seri Begawan. Ciri-ciri keislaman tertanda pada penyambutan resmi. Diawali dengan berdoa, suratul fatihah, dan diakhiri dengan doa penutup / Surat Al Ashri.Â
UBD memiliki peringkat yang tinggi menurut pemeringkatan QS. Sumber daya yang mumpuni ditambah dengan bekerja yang progresif dan berkemajuan. Semisal pendekatan multidisiplin dan ilmu terapan menjadi corong terdepan. UTB asalnya ITB, universitas kedua di negeri kaya ini. Berkiprah di bidang teknologi, SETI Perguruan Tinggi Muhammadiyah membuat Nota Kesepahaman, demi kemajuan pendidikan negeri serantau. KUPU SB dibawahi oleh Kementrian Agama Brunei. Persepahaman juga menandatangani, perlu untuk waktu untuk membayar dokumen fisiknya.Â
Royal Regalia adalah musium berbagai hadiah dan harta bersejarah istana. Maka tidak boleh berfoto. (Toko suvenir) penjaganya adalah warga Indonesia, wong jowo. Memberikan sedikit informasi tentang kehidupan Brunei Kampung Damai. Tasek Lama adalah lokasi hutan kota dengan air terjunnya. Tempat olahraga warga asing yang nyaman, nyaman, dan gratis. Masjid yang dinamakan atas nama menyanyikan ayah dari sang Sultan, adalah juga tempat wisata yang terbuka untuk wisatawan.Â
Kampung Ayer (Air), DENGAN rumah Milik Puluhan ribupenduduk di Udara, Adalah Tempat Penduduk asli Brunei. Istana Nurul Iman yang luas dan rindang, didepannya para wisatawan berfoto ria. Buka saat hari raya Iedul Fitri bagi semua penduduk
Brunei adalah tempat wisata, bagi pencari kedamaian. Dan jangan dengan rombongan terlalu banyak. Rumah makannya belum siap untuk cepat saji bagi 40 orang yang bersamaan. Makanannya enak, negerinya ramah dan nyaman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H