Mohon tunggu...
Giwangkara7
Giwangkara7 Mohon Tunggu... Dosen - Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, sustainability provocateur, open mind,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Generasi Rabani

14 Mei 2018   16:28 Diperbarui: 14 Mei 2018   19:51 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini mengikuti seremoni pelepasan siswa dari bangku SD. Si sulung sudah selesai menuntaskan jenjang setingkat SD, bernama Madrasah Ibtidaiyyah Swasta, milik yayasan Pondok Karya Pembangunan.

Acara ini memiliki tema "Mewujudkan generasi robbani, melangkah pasti Menuju Puncak Prestasi, untuk menggapai ridho Ilahi.". Membaca tema tersebut teringat jaman masih idealis dulu, beberapa tema besar disatukan dalam satu kalimat. Tanpa tahu pasti apa yang ditulis. hehe...

Generasi robbani, menarik untuk dikaji menurutku hari ini. Robb artinya Pengasuh atau pemelihara. Satu asal kata dengan Tarbiyah, yang artinya adalah pendidikan. Generasi robbani adalah generasi yang mendapatkan ridha dari Tuhan. Generasi yang perilakunya sesuai dengan ajaran agama. 

Generasi yang berperilaku baik, untuk sesama makhluk hidup maupun secara vertikal dalam ibadah mahdhah. Untuk menuju generasi robbani tidak dihasilkan sekejap oleh acara pelepasan siswa kelas enam. Bisajadi ini adalah idealisme yang ingin didengungkan oleh yayasan, kepala sekolah, guru aktifis, dan pihak lainnya yang berkepentingan dengan acara sekolah ini.

Jadi, generasi robbani adalah generasi Pancasilais, yang baik kepada manusia dan kepada Tuhan. Pancasila juga mengajarkan menjadi bagian anak bangsa dengan nilai-nilai keagamaan dan kebudayaan yang mumpuni. Apa bedanya Robbani dengan Pancasilais, jika pancasila juga dapat ditafsirkan sebagai ideologi negara yang mengakui dan menghargai nilai-nilai kebaikan dari agama-agama.

Pancasila adalah ideologi terbuka, yang memiliki kemungkinan tafsir-tafsir baru yang dikembangkan sepanjang kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat Indonesia jaman milenial ini. Ia muncul dari rahi9m ibu pertiwi yang memiliki masyarakat agamis dan budaya leluhur yang beradab dan luhur.

Kalau melangkah pasti menuju puncak prestasi, sepertinya masih panjang. Karena masih menuruti jenjang SMP, SMA, perguruan tinggi, dan mungkin pelatihan - pelatihan atau sejenisnya. Puncak prestasi pada jaman sekarang ini bisa dicapai pada umur yang berbeda-beda. Seperti pendiri KFC yang sukses ketika rambut sudah memutih.

Puncak prestasi setiap orang memiliki timming yang berbeda-beda. Jadi, puncak prestasi perlu diraih, dengan pola pencapaian yang beragam. Maka fondasi perlu ditanamkan oleh orangtua, wali siswa, maupun pihak sekolah. Family first, then the school. 

Ridho Ilahi pasti ingin diraih. (Nasib) Ridho Rhoma jangan sampai teraih oleh anak cucu kita. Makanya pendidikan dirasa penting. Pendidikan seperti apa yang bisa meraih ridho Ilahi. Yaitu pendidikan yang koridornya sudah diteladankan oleh Sunnah Nabi dan ditulis jelas pedomannya dalam Al Qur'an. Pada orang tua kita memiliki agunan untuk ridho ilahi. Berbuat baiklah kepada mereka, maka ridho Ilahi akan mendekati kita.

Demikian pula kebaikan kepada sesama manusia, bahkan kepada sesama makhluk, tanpa membeda-bedakan ras, agama, kedudukan, maupun pemisah-pemisah lainnya. JIkla anda hidup di kalangan minoritas, selamanya, maka anda akan susah untuk berempati dengan minoritas. Karena sudut pandang yang diingat hanyalah dari satu pihak saja. Pandangan picik.

Kita yang selalu "ainus suhthi", selalu memandang buruk kepada sesuatu, prejudice, prasangka, stereotipe akan membawa kita menjadi orang yang kurang dewasa dalam mengahdapi berbagai permasalahan. Apalagi di jaman banjir informasi seperti sekarang ioni. Kalau tidak pandai-pandai memilah, maka kita menjadi tukang fitnah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun