Mohon tunggu...
Giwangkara7
Giwangkara7 Mohon Tunggu... Dosen - Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, sustainability provocateur, open mind,

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Cetak On Demand yang Gampang

13 Oktober 2015   16:18 Diperbarui: 13 Oktober 2015   16:18 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini sekedar berbagi pengalaman. Bagaimana mencetak buku yang murah. Berdasarkan pengalaman pribadi, banyak percetakan di luar sana yang siap mencetak buku kita. Bahkan kalau kita bisa sedikit meluangkan waktu, kita bisa memperoleh untung maksimal dengan model "Ongkos Cetak". Bagaimana ini triknya? Mudah saja, kita membawa naskah siap cetak, kemudian membeli kertas, membuat "master" yang akan dicetak, kemudian menjilidnya bisa kita kerjakan sendiri atau di "oper" ke tukang cetak. Dengan model ini saya bisa mencetak buku ukuran a lima sebanyak limaratus eksemplar dengan harga per-eksmplar sebesar duabelasribu lima ratus. Dan dicetak selama empat hari kerja. Kata teman, mesin cetak seperti ini ada di Jakarta Barat, daerah Jakarta Timur juga ada, tepatnya di KramatJati Hek.

Saya hanya membawa naskah, dan mereka menyiapkan lain-lainnya. Sepertinya akan lebih murah lagi apabila kita yang beli kertas, pilih kertas dan sebagainya. Namun karena keterbatasan waktu, maka kita hanya siapkan naskah siap cetak. Masalah ISBN dapat dikompromikan dengan meminta tolong kepada penerbitan yang memiliki legalitas, agar meminjamkan namanya untuk ISBN. Karena masih dalam koridor yang sama, maka kami hanya diminta buku tersebut sejumlah 10 eksemplar.

Sebenarnya percetakan depannya yang kita pesan menawarkan harga lebih murah. Sayang dia mematok waktu seminggu, padahal kita butuh dalam jangka waktu yang lebih pendek daripada itu. Sehingga tidak menjadi opsi pilihan.

Ternyata oh ternyata... pelanggan di bisnis ini banyak juga. Bahkan ada pesanan dari sebuah majelis dari Yaman.... Dan seorang pencetak dengan pongahnya menolak tawaran kami, karena hanya BW (hitam putih) saja dan ia ordernya sudah full. Seorang kawan berkata bahwa bagi kalangan ustad dengan jamaah yang banyak, fungsi cetak seperti ini sudah menjadi pilihan. Mereka tidak perlu pemasaran, tinggal bagikan saja. Ini masih menjadi pasar yang gurih, meskipun katanya akan dikalahkan oleh e-book dan sejenisnya, tetapi untuk sekarang... masih ada nafas untuk industri percetakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun