Mohon tunggu...
Giwangkara7
Giwangkara7 Mohon Tunggu... Dosen - Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, sustainability provocateur, open mind,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Muhammadiyah: Kebaikan yang Terorganisir

8 Agustus 2015   17:07 Diperbarui: 8 Agustus 2015   17:15 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Muktamar ini merupakan muktamar terakhir kepemimpinan Prof. Dr. KH Dien Syamsuddin. Beliau sudah dua periode memimpin. Sesuai peraturan harus diganti. Beliau juga menyatakan hanya ingin berkiprah di Muhammadiyah tingkat ranting saja (Setingkat desa/kelurahan). Prosesi suksesi kepemimpinan Pengurus Pusat sudah berjalan. Saat ini sudah ada 39 calon pengurus yang mengajukan kesanggupan untuk dipilih menjadi pengurus PP Muhammadiyah. Prosesi Muktamar akan memilih satu ketua formatur dan 13 orang formatur. Ketua formatur itulah yang kansnya terpilih menjadi ketua umum lebih besar. Ia bersama anggota formatur lainnya akan menyusun kepengurusan. Tokoh-tokoh ulama, intelektual, aktivis, mantan politikus, politikus, mantan birokrat, mantan TNI/Polri, maupun pengurus akktif Muhamamdiyah akan dipilih menjadi pengurus PP Muhammadiyah. Kombinasi yang ada akan menentukan arah Muhammadiyah ke depan.

Seiring dengan bergulirnya Masyarakat Ekonomi ASEAN, Muhammadiyah mulai melakukan internasionalisasi. Beberapa cabang istimewa didirikan di luar negeri. Beberapa kepala sekolah Sekolah Dasar Muhammadiyah mengunjungi kota Tottori untuk menimba ilmu di negeri sakura. Kantor Urusan Internasional sudah dibentuk dibeberapa Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Perguruan Tinggi Aisyiyah (PTM dan PTA). PTM dan PTA Muhammadiyah dengan swadaya memberikan beasiswa kepada calon mahasiswa dari Thailand Selatan.

Pada fase abad kedua ini, Muhammadiyah diharapkan secara lebih cerdas dapat bekerja membangun organisasi, amal usaha dan ortomnya. Kalau tidak, maka akan syiar Muhammadiyah akan kehilangan ruh perjuangannya dan menjadi rutin.

Muhammadiyah memiliki dua kantor yaitu di Yogyakarta dan Jakarta, harus diakui bahwa basis tradisional Muhammadiyah adalah Yogyakarta dan ibukota masih menjadi pusat aktifitas elit bangsa ini. Meskipun demikian ternyata pengembangan amal usaha berkembang terus tanpa pertimbangan basis massa. Seperti di Sorong, Papua Barat. Aktifis Muhammadiyah yang sedikit itu bisa mengembangkan dua perguruan tinggi di kota dan kabupaten Sorong yaitu STKIP Muhammadiyah Sorong dan Universitas Muhamamdiyah Sorong. Demikian pula amal usaha Muhammadiyah di NTT, Provinsi Papua dan wilayah lain yang kader atau warga Muhammadiyahnya sedikit.

Muhammadiyah adalah sebuah kebaikan terorganisir. Dari gagasan KH Ahmad Dahlan yang kemudian terus menerus dikembangkan oleh para penerusnya sampai saat ini. Muhamadiyah saat ini sudah besar jika dilihat dari jumlah anggota, simpatisan, aset yang dimiliki maupun pengaruhnya. Namun demikian Muhammadiyah harus terus bergerak menuju tantangan Abad ke-2 –nya. Usia Muhammadiyah cukup tua, tantangannya semakin besar. Tantangan tersebut harus dijawab dengan berbekal ilmu pengetahuan yang sudah semakin modern dan pemahaman agama yang berkemurnian dan berkemajuan. Profil calon kandidat pimpinan PP Muhammadiyah diisi oleh Para ulama yang juga guru besar, doktor, jenderal, aktifis pembela masyarakat senior tingkat pusat dan kaum profesional mencirikan mau dibawa kemana Muhammadiyah ke depan. Muhammadiyah yang berilmu dan beragama secara bersama-sama. Semoga cita-cita ini bisa berjalan lurus. Selamat bermuktamar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun