Kini dunia per-bloggan semakin berkembang lebih baik dan lebih baik lagi. Tampilan beberapa media massa online yang dominan di tanah air juga berkembang lebih bagus. Kemajuan ini membawa berkah bagi konsumen berupa pelayanan yang lebih baik. Kompasiana sebagai bagian dari Kompas Dotcom, tidak terlepas dari kiprah sang pemilik lapak yaitu Grup Kompas. Maka perubahan menjadi keniscayaan. Kini kompasiana dengan wajah baru memberikan porsi untuk tampil kepada para blogger terpilih. Terpilih oleh admin untuk tampil di depan.
Kompasiana juga menjadi bagian dari Kompas TV. Maka kompasiana sudah menjadi media yang terpandang dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari wajah Grup Kompas. Meskipun demikian kompasiana masih tetap terbuka bagi para penulis pemula. Maupun penulis / blogger yang tulisannya 'dibawah standar' hehehe... Karena menulis bisa menjadi bagian dari menjaga kesehatan mata batin, kesehatan akal pikiran, serta kewarasan hatinurani di sela-sela kehidupan duniawi kota besar yang penuh hiruk pikuk ini. Menulis akan meluruskan dan menjernihkan apa yang ada di otak, demikian kata sang bijak.Â
Keaktifan saya dalam menulis ternyata naik turun. Kini dengan volume kerja dan ritme kerja rutinitas. Membuat saya jadi kurang aktif menulis di Kompasiana. Padahal dalam lamunan banyak hal terlintas saat dalam perjalanan. Menilik berbagai wajah dan profesi ditemui di moda transportasi... membawa keinginan untuk menuliskan... tentang apa di Jakarta ini...Â
Wajah baru kompasiana memang belum begitu saya pahami betul. tetapi saya mencoba untuk terus menulis. Karena itulah dunia kita, yang penuh dengan warna. Kita bukanlah pembawa opini, tetapi blogger bisa membawa aspirasi, sekecil apapun itu perlu disuarakan. Jika memang media-media massa disetir dan memiliki kepentingan tertentu (konon). Maka blogger akan mengusung aspirasi orang kebanyakan yang benar-benar tidak suka dengan ketidakadilan dan ketidaksetaraan diluar sana.
Seperti kekesalan seorang warga dijejaring sosial F......., tentang polisi-polisi jaga yang abai terhadap laporan adanya perampokan disiang bolong. Dengan alasan ia tidak bisa meninggalkan tempat jaganya. Riuh rendah kecaman di jejaring sosial itulah yang membuat gerah petinggi Polisi Indonesia, sehingga akhirnya intel bergerak, dan perampok tertangkap. Serta polisi-polisi jaga yang asyik "maen hape" saat ada laporan itu (konon) akan ditindak. Dunia luar sana keras. Setiap saat bahaya bisa saja menerjang. Polisi harus siap sedia membela warga, jangan hanya menyerang kapeka. Disini saya masih percaya akan kekuatan media sosial, blog dan alat-alat kampanye dunia maya lainnya. Profesionalisme harus ditegakkan... keadilan harus dijalankan. Aparat yang malas-malasan harus diberantas. Kalau mau maju... kita harus berlari.
Salam Perubahan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H