Apabila modal sosial kita kuat, maka tujuan akan lebih cepat tercapai. Itu adalah asumsi saya, dalam artian modal sosial berupa: jejaring, ketimbal-balikan (reciprocity), kepercayaan, nilai serta norma yang diakui bersama.
Untuk penguatan organisasi, maka diperlukan jejaring yang luas dengan berbagai organisasi dan individu yang memungkinkan. Saat masih berkiprah di IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), saya ‘iri’ dengan IMM di Ciputat (UIN) yang meskipun tidak memiliki pendanaan yang tetap seperti IMM di Perguruan Tinggi Muhammadiyah, namun mereka memiliki jejaring alumni dan donatur yang solid dan kuat. Sehingga kegiatan bisa berjalan dengan lancar dan tidak terlalu kesulitan mencari dana kegiatan.
Demikian pula apabila seseorang yang memiliki jejaring yang luas akan memiliki potensi keberhasilan lebih tinggi daripada yang jejaringnya lebih sedikit. Jejaring ini dibedakan menjadi tiga yaitu bonding, bridging, dan linking. Bonding adalah jaringan ke dalam kelompok yaitu seberapa kuat seseorang memiliki jaringan di dalam kelompok yang homogen, bridging adalah jaringan ke luar (jejaring dengan kelompok lainnya yang heterogen), sedangkan linking adalah jaringan seseorang dengan institusi/kelembagaan.
Kepercayaan juga menjadi penting dalam pengembangan organisasi dan pribadi. Orang yang berada pada lingkungan yang dapat dipercayai, pasti merupakan lingkungan yang mendukung. Banyaknya orang atau individu yang dapat dipercayai, maka fokus terhadap tujuan menjadi lebih terarah. Kepercayaan ini sekarang sudah menjadi barang mahal, karena ketidakjujuran, korupsi, manipulasi, begitu sering dan mudah ditemukan dala kelompok – kelompok ataupun lembaga-lembaga. Berbahagialah yang memiliki lingkungan yang trusted, dapat saling mempercayai, karena itu adalah modal sosial yang bagus.
Norma serta nilai yang dianut secara bersama – sama. Norma yang baik akan menguatkan kebaikan bagi orang-orang yang menaatinya. Norma yang positif akan mencerahkan, sebaliknya norma yang jahat akan mencelakakan. Demikian pula dengan nilai – nilai sosial yang mempererat hubungan antara anggota komunitas.
Ketimbal balikan merupakan istilah yang sulit diterjemahkan (bagi saya), mungkin yang paling tepat adalah ketimbal balikan dalam berbagai hal, seperti gotong rotong atau saling membalas berbagai tindakan kebaikan antara sesama anggota komunitas masyarakat.
Kekerasan antar kelompok di Lampung, bisa jadi karena bonding yang kuat terhadap kelompok homogen, serta kurangnya kepercayaan terhadap kelompok lainnya.
Wuhan, 2012-11-11
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H