Mohon tunggu...
Giwangkara7
Giwangkara7 Mohon Tunggu... Dosen - Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, sustainability provocateur, open mind,

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Manusia Gerobak Gak Boleh Lebaran

19 Agustus 2012   23:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:32 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13454171932074699178

Di era Pak Foke ini, ketertiban dan keamanan bagi warga Jakarta sangat diperhatikan. Tentunya ini hanya bagi warga masyarakat yang resmi menghuni Jakarta. Tapi tidak bagi masyarakat yang hidup di pinggiran kenormalan dan berada di batas kemiskinan. Manusia gerobak, pengemis, anak-anak funk jalanan, dan mereka yang menyandang gelar PMKS (Penyandang Masalah Ketertiban Sosial) harus rela berlebaran di Panti Sosial. Demikian berita saya kutip dari republika.co.id. pagi ini tapi memberitakan kejadian hari Minggu. Salut untuk petugas lapangan yang bekerja tanpa mengenal waktu untk mendukung kinerja pemerintahan.

(Sumber: www.leemain.blogspot.com) Seorang teman telah menulis untuk penelitian doktoralnya di Unpad tentang manusia gerobak, jenis baru pekerjaan kaum papa yang nomaden di belantara beton Jakarta. Sayang belum ada aplikasi nyata dari kerja ilmiah tersebut bagi kerja lapangan pemerintah mengenai manusia gerobak. Penelitian tentang Manusia Gerobak juga bisa diperoleh di situs Lembaga Penelitian Smeru disini, yang disusun oleh Abdul Ghofur. Razia seperti ini tidak menyelesaikan masalah. Saya kurang yakin fenomena pengemis dan manusia gerobak akan berakhir. Sepertinya setelah lebaran mereka akan bermunculan lagi dimana-mana. Terutama di rindang dan sejuknya Jakarta, di kompleks orang-orang borju di Pondok Indah, Bintaro, dan juga di Cilandak, Kebayoran Lama dan berbagai tempat aman lainnya. Jakarta adalah kue pembangunan yang lezat, menarik semut-semut dari berbagai kalangan masyarakat untuk menadu nasib disana. Mulai dari warga asal Afrika, bule atau separuh bule, warga Asia (China, India dan sebagainya), sampai ke rakyat jelata dari berbagai pelosok nusantara yang mengandalkan kerja fisik semata. Sampai sekarang. Orang Afrika banyak berdagang tekstil, orang bule kerja kantoran atau jadi artis, orang China kerja di elektronik, sedangkan warga tak berpendidikan menjadi tukang bangunan dan kerja fisik lainnya. Saat kehidupan begitu keras yang terakhir ini , terdampar manusia gerobak atau pengemis. Mereka ini saudara kita sebangsa dan setanah air. Kemungkinan besar seagama, tetapi nasib mereka kurang mendapat perhatian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun