Mohon tunggu...
Giwangkara7
Giwangkara7 Mohon Tunggu... Dosen - Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, sustainability provocateur, open mind,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kebiasaan ala Indonesia

20 Oktober 2014   18:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:22 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kebiasaan buruk orang Indonesia adalah tidak tepat waktu. Kemudian ketidaktepatan itu juga no excuse, seakan-akan wajar saja. Maka tidak salah kalau kemudian kita jadi bangsa yang tertinggal di landasan. Karena tidak siap bersaing di jaman yang serba cepat, tepat, akurat seperti sekarang ini. Beda rasanya ketika saya mengikuti Eksebisi Pendidikan dari kota Osaka di Universitas Pendidikan Indonesia. Tim Jepang memiliki jadwal acara per menit, yang benar-benar dilaksanakan. Saking menghemat waktu, mereka membuka acara pada sesi makan siang. Rundown acara dilaksanakan menit per menit. Itulah cara kerja orang di negara maju. Kita? Masih belum seperti itu, walaupun pada organisasi tingkat nasional, tetapi pengelolaannya masih kurang profesional.

Lha wong menyusun jadwal acara saja tidak tepat waktu. Ditulisnya jam 14.00 pembukaan, ternyata jam 14.30 baru dimulai acaranya. Aku bagaikan orang asing di organisasi ini, karena kehadiran mewakili lembaga, menggantikan pengurus yang berhalangan datang. Inilah organisasi profesi model lama dengan para pengurus yang bergelar guru besar maupun doctor pada profesi pendidik ekonomi. Namun apakah menjamin bahwa para peraih gelar akademik tertinggi tersebut memiliki kemampuan kepemimpinan yang baik, atau hanya menjadikan organisasi sebagai kendaaraan menuju pencapaian pribadi.( tanda tanya disini).

Empat aspek ekonomi yang mempengaruhi kebijakan pendidikan (a) Ekonomi mempengaruhi besarananggaran pendidikan; (b) Tujuan kebijakan pendidikan menuntut sekolah efesien dan efektif; (c) pendidikan menuntun kepada kemampuan penguasaan teknologi dan kerja yang lebih baik; (d) pemikiran ekonomi melanda dunia pendidikan. Demikian identifikasi permasalahan tentang ekonomi dan pendidikan yang disampaikan oleh ketua panitia seminar nasional.

Ketua Aspropendo menyatakan bahwa tugas akreditasi saat ini adalah jeruk makan jeruk. Karena para pengelola dan yang dikelola berasal dari lembaga yang sama. Oleh karena itu perlu adanya lembaga yang independen, yang mampu melaksanakan kegiatan akreditasi program studi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun