Mohon tunggu...
Giwangkara7
Giwangkara7 Mohon Tunggu... Dosen - Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, sustainability provocateur, open mind,

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Naik "Majapahit" dari Solo Jebres

20 Oktober 2014   19:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:22 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kereta Api Ekonomi Majapahit menjadi pilihan terakhir, setelah mencari-cari tiket pesawat dan lainnya di dunia maya. Ternyata kereta ini adalah kereta ekonomi, tetapi harganya cukup mahal Rp. 275.000. Katanya sih AC Ekonomi, namun selama perjalanan saya kurang merasakan apa yang dimaksud dengan AC. Mungkin karena penghuni gerbong cukup banyak :).

Pembelian tiket dilakukan lewat situs resmi PT. KAI. Pembayaran tiket di kasir Indoxxxxx, sebuah merk pasar swalayan waralaba di Indonesia yang salahsatu gerainya berdekatan dengan tempat kerjaku.

Saat mau naik kereta di Solo, supir taksi yang aku tumpangi agak heran. Karena menurut info, stasiun Jebres sudah tidak digunakan lagi. Yang digunakan sekarang adalah stasiun Solo Balapan dan Stasiun Purwosari. Ketika kutanyakan kepada petugas di stasiun Balapan, dia menyatakan bahwa disana digunakan untuk naik turun penumpang, yang keretanya berasal dari luar Solo. Benar juga, ketika sampai di stasiun ini, hari sore, stasiun ini tampak lenggang. Namun di dalam stasiun masih menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Disana ada petugas tentara yang berjaga-jaga. Saat sholat magrib di dalam stasiun, saya dimintai KTP. KArena kereta berangkat pada jam 19.04 menurut jasdwal di karcis. Di dalam stasiun cukup sepi, dan tak ada toilet. Sesudah sholat magrib, saya keluar mencari makanan dan mencari toilet. Ketemu di sebuah masjid yang berdekatan dengan pasar di depan stasiun Solo Jebres.

Ternyata kereta api molor, menurut pengumuman sekitar 19.40 baru sampai di Solo Jebres. Betul juga, sekitar jam delapan malam kereta perlahan-lahan bergerak menuju Jakarta. Saat pertama masuk kereta di gerbong 7 nomor 8A. Ternyata ada penghuni ilegal. Inilah penyakit orang Indonesia, tidak taat azas. Dia tidak bisa membuktikan bahwa mereka adalah penghuni syah. Maka setelah diusir, saya dan teman sebangku yang sama-sama dari Solo bisa menduduk hunian resmi kami, sesuai dengan nomor KTP dan nama kami yang sudah dimintakan oleh PT. KAI.

Kereta api AC Ekonomi ini sekarang cukup rapi. Tidak ada pedagang dan pencoleng berkeliaran dan tidak ada penumpang yang tidak memperoleh tempat duduk. Sesekali ada petugas kereta yang menjajakan makanan dan minuman serta menawarkan untuk menyewa selimut untuk selama perjalanan. Beda dengan beberapa tahun sebelumnya. Cuman mungkin masalah ketepatan waktu yang masih menjadi kendala. Kalau dalam mengatur jadwal transportasi saja kita masih terus terusan terlambat, maka gak salah kalau bangsa kita selalu terlambat dari negara-negara lainnya :)

Tidur sambil duduk merupakan situasi keterpaksaan yang harus ditanggung pelaku perjalanan panjang berkereta. Beberapa rekan menggunakan selimut sewaan sebagai alas untuk tidur di lantai kereta.

Sekitar pukul 04 pagi, kereta sudah tiba di stasiun Jatinegara. Saatnya untuk pindah ke moda angkotan lainnya menuju rumah tercinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun