Lea,Kini ku biarkan kau pergi
suatu saat kau pasti datang lagi
untuk menyiangi rumput setinggi lutut
tuk usir suntukmu akan daun daun gugur
yang seakan enggan pergi mengabur
dari setapak lajur yang semakin labur
Lea,Aku masih ingat namamu
kau yang pernah sebaris dengan rindu
yang ada diantara nada yang kusebut lagu
menderu kala kita saling memetik senja
menaburkannya diantara seroja seroja maya
layaknya kita,yang selalu menjaga kepala
tetap berada dipermukaan luka
Lea,Aku bangga berbalur gulana
setelah warta lukisan sesosok wanita
yang rela pindahkan nafas terakhirnya
hidupkan matahari kecil walau hanya
sesaat menyinari dan beranjak pergi
layaknya elegi embun hari,
melupa kekasihnya adalah pergi
Hai lea,yang telah berkelana suci dan kekal
aku yang kau tuakan,hari ini datang tuk tuliskan.
bahwa dalam setiap nyata ada sekeping kecil surga
yang tertinggal di sini,di dalam hati ini setelah kata tiada
menyulap mata sebatas melihat kasat dunia
Lea,Maafkan aku yang tak sempat merapal
kelunya ucapan "Selamat tinggal"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H