Mohon tunggu...
Yudith Adhitya
Yudith Adhitya Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP UNS Surakarta

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa Alay : Bahasa Perusak

6 Desember 2012   18:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:05 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berawal dari obrolan iseng saat jam Istirahat bersamma teman tentang maraknya jejaring sosial dewasa ini semacam Facebook,Twitter,Skype dan media sosial lain yang bersifat On Line,tidak sengaja kami menmbahas tentang penggunaan Jejaring Sosial utamanya Facebook  dikalangan para remaja Luar Negeri dan ramaja Indonesia.

Kata Facebook sudah akrab di telinga kita semua dari mulai anak SD sampai orang tua bahkan tukang becak dan Kuli bangunan pun telah mengenal dan mempunyai akun jejaring sosial ini,ya memang tidak dapat dipungkiri jika Facebook yang awalnya hanya dibuat oleh seorang anak muda di Amerika yakni Mark Zuckerberg hanya untuk merekatkan hubungan penduduk kampusnya kini telah mendunia,bahkan survey membuktikan bahwa hampir 1/7 belahan dunia menggunakan jejaring sosial ini,dan Indonesia menempati posisi yang cukup spektakuler di jagat Facebook yakni urutan ke 3 pengguna terbesar Facebook.

Posisi yang spektakuler ini harusnya dijadikan momentum dan dijadikan sebagaai acuan untuk bijak dalam menggunakan Facebook.

Sedikit bercanda kaami melakukan sebuah perbandingan tantang penggunaan Facebook di Luar Negri dan di Indonesia,di luar negeri mereka memang bijak dalam menggunakan Facebook mereka mengembangkan bahkan membuat Facebook sebagai "mesin"pencari uang.Kita bandingkan dengan Indonesia (Bukan Menjelek-jelekan),di Indonesia yang notabenenya pengguna Facebbok terbesar didunia malah menggunakan Facebook sebagai media ajang "kreatifitas" dalam mengubah struktur tatanan Bahasa Indonesia(Penggunaan Bahasa Alay.Red).Ironis memang,setiap hari ada saja kata yang melenceng atau bahkan akan merusak Bahasa Indonesia,sebagai contoh sekarang Booming kata-kata semacam Ciyuss (Serius.Red),Miapahh(Demi Apa.Red),enelan(Beneran.Red) dan bahakan ironisnya mereka (kaum Alay.red),tidak pandang bulu dakllam penggunaan kata tersebut Miiowoh (Demi Allah.Red) adalah salah satu penggunaan kata yang tidak terpuji bagi Tuhan.Astagfirullahaladzim.

Memang ini adalah Jaman Globalisasi dan bukan lagi jaman kolot,tapi apakah kita tidak bisa bijak menanggapi gempuran Globalisasi ini,bukankah Orang Indonesia itu dalam sejarah dikatakan mempunyai Local Genius (Menyaring budaya lain sebelum dipakai di Indonesia.Red).

yang lebih Exstrim mereka (Kaum Alay.Red),merubah huruf-huruf dengan angka.Sebagai Contoh :H3y la6! 4ppp@h (Hai Lagi apa),D3mi 4JJ (tebak apa maksudya ,heheh Demi Allah),parah kalau yang ini.dan lain sebagainya.

dan yang paling ironis menurut saya adalah merebaknya kata-kataa Alay ini pun digunakan dalam percakapan di sekolah-sekolah yang notabenenya harus menggunakan bahasa formal yaitu Bahasa Indonesia sesuai dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan).

Jadi kesimpulannya adalah,Gunakanlah FACEBOOK dan Jejaring Sosial yang lainnya sebagai media untuk Unjuk Kreatifitas demi kemajuan bangsa dan bukan untuk ajang "Kreatifitas" dalam merusak tatanan dan struktur Bahasa Indonesia yang berlaku.

Faham kebebeasa bukan merupakan bebas segalanya tetapi ada batasan-batasan tertentu,jika sampai menenrobos tembok Agama ini Sungguh terlalau kata Rhoma Irama

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun