Dulu kau kuangkat dari kehidupan hampa
Dari hidupmu yang tak teratur yang begitu nyata
Dari sedikit harta hingga berkecukupan semua ada
Dari tahta hina menjadi tahta yang utama
Aku teringat ketika kau sedang tertidur
Di satu mata kursi yang ramping dan terukur
Aku sodorkan sebuah harapan yang akan membuat kau termasyhur
Kau tersentak dengan mata yang berkaca  dan langsung sujud bersyukur
Kau berada di puncak yang penuh harta dan tahta
Hingga tak ada waktu untuk duduk sama rata
Kau lupa bahwa amanah tak akan baqa
Kuingatkan kawan jangan kau buat menjadi sia sia
Saat ini kau tak lagi di puncak harta dan tahta
Kau hanya merenung yang tiada makna
Menyesali harapan yang sudah ada hingga dirimu tak berguna
Semua terlupakan hingga kau memohon kepadaku untuk berbagi rasa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H