Belakangan hari ini, komunitas gamers di Indonesia sedang ramai-ramainya dilirik oleh banyak khalayak ramai. Dari kalangan kanak-kanak hingga dewasa, sehingga komunitas ini tak pernah sepi peminatnya. Game sendiri telah menjadi tempat untuk orang-orang yang sendang cari hiburan atau sekedar menghilangkan stres. Ditambah lagi sekarang adanya handphone memudahkan orang-orang bisa memainkan game nya di mana pun kapan pun yang kita mau. Jenis game sendiri banyak macamnya mulai dari game pc, game mobile, game console. Dari banyaknya jenis game itu masing-masing memiliki komunitasnya sendiri-sendiri. Namun, apakah salah satu komunitas terbaik yang berhasil menyatukan para gamers ini bisa dinyatakan benar-benar 'bersih'?
Hm? Apa itu maksudnya?
Bersih?
Yap, masyarakat di Indonesia kerap sekali tak bisa menghilangkan kebiasaannya, seperti : berkata kasar, jorok, tidak sopan, dan sebagainya. Perilaku tersebutlah yang membuat sebagian atau mungkin seluruh masyarakat di Indonesia dapat memandang rendah terhadap mereka-mereka yang toxic , sehingga tak jarang banyak pro dan kontra mengenai komunitas ini.
Mengapa demikian? Mari kita bahas topik yang seru ini dengan perlahan!
Yang pertama,
1. Rata-rata Players di Indonesia merupakan seorang yang toxic
Sesuai yang telah sedikit saya jabarkan di atas tadi, toxic ialah racun. Istilah toxix ini digunakan oleh para game karena memang kata "toxic" ini meracuni komunitas bersih di dunia game.
Tapi, bagaimana hal yang sebenarnya terjadi? Apakah benar begitu adanya?
Zaman selalu berubah, yang dinamakan trend, pasti selalu bisa memancing para penggunanya. Selain itu, justru kini anak-anak mudalah yang perlu dikhawatirkan, karena mereka menyerap hal negatif itu secara mentah-mentah. Banyak dari anak-anak ini meniru, bahkan menggunakan atau membiasakan berkata yang tidak halus di lingkungan rumahnya.
Lalu, bukankah peran orang dewasa di situasi saat ini menjadi penting?
Tentu saja!
Orang dewasa ditekankan untuk mencontohkan dan membimbing mereka. Para orang tua juga senang hati dipersilahkan untuk menemani buah hatinya bila mereka sedang asyik-asyiknya menjelajah dunia digital.
Para player toxic ini benar-benar meresahkan sering sekali membuat kesal dan jengkel yang harusnya kita main game itu santai jadi enggak asik memainkan game nya. Bukan hanya itu selain toxic ada lagi yang lain yang menyebalkan yaitu troll
Bermain yang tidak serius atau bisa kita sebut "Troll" menyebabkan para Player yang serius dalam main game menjadi emosi yang meledak-ledak atau tidak bisa mengontrol emosi dengan baik, keluarlah kata-kata kotor. Pada dasarnya game diciptakan dengan tujuan untuk bersenang-senang tapi dalam kasus troll ini terlalu berlebihan. Kebanyakan game sekarang yang lagi ramai itu game online yang dimainkan dengan tim alhasil jika salah satu player “trolling” pastinya game-nya kalah lah. Kata-kata kotor ini yang sering jadi imbuhan saat emosi yang jadinya karena sering diucapkan jadi tren di para gamers.
2. Keberagaman Players dan Tujuan
Kini kita menyadari ada banyak macam-macam karakter Players yang diketahui oleh publik. Diantaranya, suka membantu sesama timnya, memberi saran atau tips untuk para pemula, mencari teman dalam game, dll.
Adapun, bermain game mampu mewujudkan profesi yang terbukti menyukseskan. Dimulai dari mengikuti berbagai kompetisi, menyalurkan hobi maupun mencari uang melalui platform di aplikasi Youtube, dan juga guna mencapai tujuan masing-masing individunya.
Nah, tahukan kalian, bila profesi ini sewaktu-waktu disalurkan melalui “E-sport Game”?
Sabi, tuh, bagi kalian yang ingin serius menekuni dunia Game!
Bagian sedihnya, pemain-pemain di dalam sana ternyata masih banyak yang patut disayangkan karena tidak profesional dalam bertutur kalimat yang baik, seperti yang sudah dibahas di nomor 1.
3. Tindakan Developer
Tindakan para developer sangat berperan demi kenyamanan dan keamanan dalam game. Adanya kebijakan dan aturan yang ada dalam game tersebut dibuat agar para player tidak sembarangan dalam berkomunikasi, berperilaku, dan bertindak.
Pihak developer game sudah membuatkan “sistem report player” untuk para player yang toxic dalam game. Penting ada di game ya, buat menjaga komunitas. Sistem report tidak hanya untuk player toxic tapi juga untuk cheater (player curang dalam game) untuk di banned permanen. Cheater sangat merugikan bagi developer game selain merugikan dapat mematikan game itu sendiri ya, logikanya kalau banyak yang curang pastinya menggangu player yang main dengan jujur game itu sendiri jadi tidak asyik. Developer yang lebih fokus kepada cheater, sehingga kurang memperhatikan toxic nya player. Masuk akal buat apa diciptakan report kalau kita enggak laporkan oknum-oknum yang toxic ini ya tidak akan di tindak oleh developer game.
Oke, guys kesimpulannya untuk membersihkan komunitas yang kotor itu harus kesadaran masing-masing, gunakan sistem report, atau bentuk komunitas yang bersih pilah player-player agar dalam bermain game nyaman dan damai. harus yah guys kita herus peduli persoalan seperti ini agar generasi kita selanjutnya menjadi lebih baik dan sopan dalam berkomunikasi dimanapun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H